DELEIGEVEN HISTORICULTURAM

HISTORY IS ONE OF THE BEST INFORMATION FOR OUR CURRENT & FUTURE

Translate

Jumat, 23 Juni 2017

PANDUAN SEJARAH DRAMA “SCARLET HEART: RYEO”






“Scarlet Heart: Ryeo” adalah drama kolosal asal Korea Selatan yang diproduksi pada tahun 2016 dan menjadi sangat populer didunia. Nama lain dari drama ini adalah “Moonlover”. Drama ini adalah adaptasi dari drama asal Tiongkok yang bernama “Bu Bu Xin Jin” yang juga diadaptasi dari novel berjudul sama dari negara itu. 

Drama “Scarlet Heart: Ryeo” meraih popularitas yang sangat tinggi di luar negeri walaupun mendapat rating yang sangat rendah di negerinya sendiri. Rating rendah yang diperoleh dari drama “Scarlet Heart: Ryeo” mungkin dipengaruhi dari popularitas drama yang sudah tayang sebelumnya, terutama drama “Moonlight Drawn By The Clouds”. Di Korea, kualitas suatu drama memang tidak selalu berbanding lurus dengan rating drama itu apalagi popularitasnya diluar negeri. Drama-drama kolosal Korea biasanya diapresiasi sangat tinggi diluar negeri melebihi didalam negerinya sendiri. Contohnya adalah drama populer “Jumong” yang memang sangat populer di Korea dengan rating 40% tetapi masih belum ada apa-apanya dibandingkan popularitas drama ini di Iran yang meraup rating 90%.

Sama seperti drama-drama sejarah Korea lainnya, walaupun bertema sejarah dan mengambil latar kerajaan kuno tetapi semua drama sejarah pasti menyelipkan unsur fiksi yang ceritanya tidak dicatat dalam sejarah atau bahkan bertentangan dengan sejarah.

Drama “Scarlet Heart: Ryeo” juga tidak luput dari ‘tradisi’ ini.

Ada beberapa fakta sejarah yang memang benar-benar terjadi yang dibahas didalam drama “Scarlet Heart: Ryeo”, tetapi ada juga kisah-kisah fiktif yang tidak ada dalam sejarah dan malah bertentangan dengan apa yang dicatat oleh sejarah.

Kejadian-kejadian yang diceritakan dalam drama “Scarlet Heart: Ryeo” dan sejarah nyatanya adalah sebagai berikut:




Go Ha-jin terdampar dari Korea Selatan (masa depan) ke Kerajaan Goryeo (masa-lalu) dan menjadi Hae Soo


Jika melihat cerita Go Ha-jin yang terdampar ke masa-lalu dan menjadi Hae Soo tentu sudah dapat diketahui bahwa peristiwa ini adalah fiktif. Walau demikian, cerita time travel Go Ha-jin ini memang harus ada karena drama ini mengadaptasi cerita drama “Bu Bu Xin Jin” yang dibuka dengan adegan yang sama.





Kebrutalan Pangeran Wang So

Tokoh Wang So adalah tokoh nyata. Dalam sejarah Goryeo, Wang So kelak akan menjadi Raja Gwangjong (raja keempat Goryeo).

Raja Gwangjong memang terkenal sebagai raja Goryeo yang sangat kuat. Untuk mengamankan tahta dan menstabilkan negerinya, Gwangjong membantai kubu oposisi dan kubu pendukungnya sendiri. Tetapi, berbeda dengan cerita dalam drama semua itu dicatat dilakukannya saat dia sudah menjadi raja, bukan saat dia masih menjadi pangeran.

Sangat kecil kemungkinan jika Wang So adalah sosok yang brutal sejak masih menjadi pangeran sebab menurut catatan sejarah, Wang So menjadi raja berkat dukungan para bangsawan dari beberapa kalangan karena tampaknya dia adalah orang yang mudah dimanfaatkan. Jadi, aneh sekali kalau dia adalah pangeran yang brutal, karena tidak akan ada bangsawan yang mau mendukung seorang pangeran kejam untuk naik tahta. Apalagi Wang So tidak masuk dalam daftar pewaris tahta.

Cerita kekejamannya sejak masih menjadi dimunculkan sejak awal untuk menampilkan gambaran tentang Wang So sebagai seorang pangeran yang menakutkan agar sesuai dengan tuntutan karakternya dalam drama.





Penolakan Ratu Shinmyeong pada Wang So


Dalam drama ini, diceritakan penolakan Ratu Shinmyeong berawal ketika Wang Geon akan menikah lagi yang lalu dihalang-halangi dan diancam oleh Ratu Shinmyeong dengan belati sehingga membuat wajah Wang So terluka. Luka di wajah Wang So, dan juga sosok Wang So, dianggap sebagai tanda sial oleh Ratu Shinmyeong dan Wang So dianggap sebagai anak yang seakan-akan selalu menghalangi langkah Ratu Shinmyeong.

Kisah ini hampir selalu ada dalam setiap drama yang menceritakan tentang Wang So. Padahal, tidak ada bukti sejarah yang mendukung hal ini. Mungkin para sutradara dan penulis cerita menceritakan seperti ini karena Ratu Shinmyeong dikenal sangat menyayangi Wang Yo. Selain itu, ada spekulasi bahwa Wang Yo dibunuh oleh Wang So, sehingga membenarkan keputusan mereka untuk menampilkan cerita bahwa Ratu Shinmyeong memusuhi Wang So. Mungkin hal itu memang benar, tetapi ini artinya permusuhan Ratu Shinmyeong terhadap Wang So baru terjadi setelah kematian Wang Yo atau pada masa 3 tahun pemerintahan Wang Yo sebagai Raja Jeongjong I, bukan sejak Wang So masih kecil.






Pernikahan Pertama Pangeran Wang Wook

Drama “Scarlet Heart: Ryeo” adalah drama pertama yang menampilkan tokoh istri Pangeran Wang Wook, yang dikatakan sebagai pernikahan pertamanya.

Cerita ini berbeda dengan catatan sejarah sejarah.

Wang Wook memang menikah tetapi menurut catatan sejarah hanya satu kali. Nama istrinya juga bukan Lady Hae, melainkan adik tirinya, Putri Seonui. Tampaknya dalam drama Putri Seonui justru menjadi istri kedua Wang Wook (tapi tidak dimunculkan).










Kematian Pangeran Wang Taek (kakak Wang Yo dan Wang So)

Kematian putra kedua Wang Geon ini tidak dimunculkan dalam drama “Scarlet Heart: Ryeo” tetapi diceritakan sepintas, yaitu pada adegan saat Wang Geon akan menikah lagi dan dihalang-halangi dan diancam oleh Ratu Shinmyeong dengan belati.

Pangeran Wang Taek adalah tokoh nyata dan memang meninggal diusia muda. Tetapi jika saat itu Pangeran Wang Taek baru saja meninggal, seharusnya Wang So belum lahir.

Tokoh Wang So dimunculkan pada adegan ini adalah untuk meneceritakan mengapa wajahnya bisa terluka.





Upacara Memanggil Hujan


Upacara ini sudah ada sejak sebelum era Goryeo dan terus ada hingga masa pemerintahan Joseon. Dalam cerita drama, upacara ini dilakukan pada masa pemerintahan Wang Geon.

Adegan upacara ini bisa diselaraskan dengan catatan sejarah yang memang menyebutkan mengenai kekeringan yang melanda Goryeo pada masa pemerintahan Wang Geon, sehingga tentu upacara memanggil hujan ini dilakukan dan diselenggarakan sendiri oleh raja.

Biasanya, upacara ini dipimpin oleh raja yang dipandu oleh menteri ritual (atau pendeta Tao), dan biksu utama kerajaan, atau ahli astronomi. Ini yang membuat Choi Jimong (astronomer kepercayaan raja) bisa memandu upacara ini seperti yang diceritakan dalam drama.

Jika raja sudah tua atau sedang tidak sehat, maka putra-putranya yang akan bergantian memimpin, karena upacara ini dilangsungkan selama berhari-hari hingga hujan turun. Biasanya, pengganti raja adalah putra mahkota. Jika putra mahkota telah melakukannya lalu kemudian berhalangan hadir, maka saudara-saudaranya yang akan bergantian meneruskan memimpin upacara dan melakukannya sesuai dengan undian. Oleh karena itu, sangat mungkin jika Wang So juga memimpin upacara ini (sesuai dengan undian) sebab dia, Wang Yo, Wang Won, dan Wang Wook mendapat prioritas sebagai pangeran-pangeran tertua.

Adegan ini juga dimunculkan untuk memperlihatkan ramalan bahwa Wang So akan menjadi raja.





Percobaan Perebutan Tahta Oleh Pangeran Wang Yo dan Pangeran Wang Wook


Sesaat sebelum dan sesudah kematian Raja Wang Geon, ketika putra mahkota belum tiba di istana, Wang Yo dan Wang Wook mengumpulkan tentara untuk merebut tahta.

Peristiwa ini berlawanan dengan catatan sejarah yang menulis bahwa Putra Mahkota Wang Mu dimahkotai atas restu seluruh bangsawan sebab Wang Geon sudah mengumumkan wasiatnya. Dalam kondisi itu, hampir tidak mungkin ada pangeran yang berani menentang perintah raja yang masih mendapat dukungan penuh dari militer.

Tetapi, adegan ini dimunculkan agar bisa menggambarkan perubahan karakter Pangeran Wang Wook, dari pangeran yang baik hati menjadi pangeran yang licik. 





Penyakit Misterius Putra Mahkota

Cerita tentang penyakit misterius Wang Mu dimunculkan dalam banyak drama yang memunculkan tokoh Raja Hyejong (Wang Mu).

Dalam drama ini, cerita tentang penyakit misterius Wang Mu tidak salah tapi ditampilkan terlalu cepat.

Raja Hyejong memang jatuh sakit menjelang kematiannya, dan beliau juga dikenal sakit-sakitan. Tapi penyakitnya adalah karena wabah (mungkin cacar) dan bukan penyakit yang misterius. Setidaknya begitulah yang dicatat dalam catatan sejarah.

Walau meninggal karena sakit tetapi Wang Mu dikenal sebagai pangeran yang kuat dan tangkas. Dia sangat aktif dimedan perang selama dia menjabat sebagai pangeran.

Jadi, memang benar dia sakit-sakitan, tetapi saat dia sudah menjadi raja, bukan sejak dia masih menjadi putra mahkota.






Pernikahan Wang Eun

Tokoh Wang Eun adalah tokoh sejarah yang nyata. Jika melihat nama kakeknya, Wang Gyu, maka dipastikan dia adalah Pangeran Gwangjuwon.

Tetapi, Wang Eun seharusnya masih terlalu kecil untuk menikah. Sebab, wilayah Gwangju baru ditaklukan Wang Geon pada tahun 936, dan kemungkinan Wang Eun baru lahir tahun 937. Artinya, jika saat itu adalah tahun 942, seharusnya Wang Eun masih berusia 5 tahun.

Adegan ini mungkin dimunculkan untuk menggambarkan keluguan dan sifat kekanakan Wang Eun yang sangat tidak siap menikah dan juga agar sesuai dengan alur drama yang diadaptasi.






Persekongkolan Wang Yo dan Wang Wook

Dalam catatan sejarah, Wang Yo memang selalu berusaha merebut tahta, tapi sekutunya saat itu bukan Wang Wook melainkan Wang Won. Wang Wook adalah pangeran cerdas dan ambisius tapi kecerdasannya dimanfaatkan dengan bijak sehingga dia sangat jauh dari indikasi melakukan kudeta. Malahan, lebih mungkin jika Wang Wook mendukung Wang So menjadi raja karena adiknya menikah dengan Wang So.

Adegan ini dimunculkan untuk semakin mempertegas rivalitas Wang So dan Wang Wook, yang memang ada.






Pernikahan Pertama Wang So

Cerita ini adalah kisah nyata dalam sejarah. Tapi latar dan usia tokoh-tokohnya yang mungkin berbeda.

Jika dalam drama pernikahan ini dilangsungkan pada masa pemerintahan Hyejong (Wang Mu), maka ini berbeda dengan pendapat sejarawan yang menilai pernikahan pertama Wang So ini terjadi di akhir masa pemerintahan ayahnya, Raja Wang Geon.

Selain beda latar, usianya juga berbeda. Istri pertama Wang So hanya terpaut 7-8 tahun, bukan berbeda hampir 20 tahun.












PENYERBUAN BANGSA KHITAN

Cerita ini muncul dalam episode yang menceritakan masa pemerintahan Raja Hyejong (Wang Mu), dan menjadi alasan mengapa Hyejong ingin menikahkan putrinya dengan pemimpin Khitan, tetapi justru dinikahi oleh Wang So. Penyerbuan Bangsa Khitan ini adalah nyata dan memang terjadi pada masa pemerintahan Hyejong. Bangsa Khitan (kelak mendirikan Dinasti Jin) adalah seteru abadi Kerajaan Goryeo sebab Goryeo adalah satu-satunya kerajaan yang tidak bisa ditaklukan oleh Kekaisaran Jin.






PEMBUNUHAN  WANG  EUN

Ini adalah salah satu adegan yang paling menyedihkan dalam drama ini.

Dalam sejarah, pembunuhan Pangeran Gwangju memang nyata. Awal mula tragedi ini adalah pemberontakan Wang Gyu (kakek Wang Eun).

Wang So berjasa memadamkan pemberontakan Wang Gyu ini dengan cara mengacaukan komunikasi antara pasukan Wang Gyu di ibukota dan pasukan tambahan dari Gwangju. Wang So juga adalah orang yang menangkap Wang Gyu.

Tapi, bukan Wang So yang membunuh Wang Gyu. Kemungkinan jika dia yang mengeksekusi Wang Eun sangat kecil sebab saat pemberontakan terjadi Wang So sedang berada diluar ibukota untuk mengorganisasikan pasukannya menghadapi pasukan bantuan Wang Gyu dari Gwangju, sedangkan Wang Eun dan semua keluarganya sedang berada di ibukota. Wang Yo-lah yang berada di ibukota dan menghadapi pasukan utama Wang Gyu di ibukota.

Wang Eun dieksekusi pada masa pemerintahan Wang Mu atas perintah Wang Mu yang didesak oleh para bangsawan, bukannya pada masa pemerintahan Wang Yo. Kakeknya, Wang Gyu, memang dieksekusi dimasa awal pemerintahan Wang Yo tetapi Wang Eun sudah dieksekusi sebelum itu.

Dilihat dari posisi mereka saat pemberontakan meletus, Wang Yo (bukan Wang So) mungkin yang menangkap Wang Eun, tetapi perintah eksekusi Wang Eun seharusnya datang dari Wang Mu sebab Wang Eun adalah salah-satu putra mendiang raja pertama. Orang-orang yang membunuh pangeran (putra raja pertama) tanpa restu raja pasti juga akan dihukum. Wang Yo dan Wang So yang masih belum memiliki pendukung yang solid tentu tidak akan mau mengambil risiko ini.

Selain itu, yang dieksekusi adalah Wang Eun dan kakeknya, Wang Gyu, sedangkan ibu Wang Eun (Permaisuri Sogwang) dan bibi Gwangju (Permaisuri Gwangjuwon) tidak dieksekusi karena mereka adalah istri mendiang raja. Mereka berdua hanya diasingkan.

Dalam drama, seluruh keluarga Wang Eun dieksekusi atas perintah Wang Yo. Adegan ini ditunjukan agar Wang Yo terlihat sangat kejam.






Wasiat Wang Yo

Dalam drama, Wang Yo membuat wasiat tapi dirobek oleh Wang So. Menurut pengakuan Wang So, wasiat Wang Yo isinya kosong, tidak ada nama siapapun yang tertera untuk mewarisi tahtanya. Adegan dan dialog ini tidak ada dalam catatan sejarah tapi bisa saja memang seperti itu yang terjadi.

Wang So naik tahta berkat dukungan para bangsawan yang ingin memanfaatkannya, dan mengabaikan wasiat Wang Yo. Wang Yo membuat wasiat tetapi tidak diketahui apa isinya. Apakah memang tidak ada nama siapapun seperti didalam drama, atau memang ada satu nama dalam wasiat itu tapi catatan tentang hal itu sudah musnah saat Goryeosa ditulis pada masa Joseon, atau ada kemungkinan-kemungkinan yang lain.

Hanya ada catatan bahwa Wang So diangkat sebagai raja dengan mengabaikan wasiat Wang Yo, tetapi tidak ada yang tahu dengan jelas apa isi wasiat Wang Yo.






Kerusuhan Yang Ditimbulkan Oleh Budak-budak Baekje

Adegan pemberontakan ini muncul pada episode-episode terakhir yang membuat Wang So terpaksa menunjuk Pangeran Baek-ah memimpin pasukan kerajaan untuk menumpas para pemberontak. Peristiwa ini membuat Lady Woo Hee memutuskan bunuh diri agar rakyatnya tidak bentrok dengan pasukan kerajaan.

Peristiwa ini adalah kejadian nyata dan dicatat dalam catatan sejarah Goryeo. Akar masalah dari kerusuhan ini adalah hukum emansipasi budak yang diterapkan oleh Wang So. Hukum ini memerdekakan para budak, yang sebagian besar berasal dari Baekje. Sebagai kerajaan yang menjunjung tinggi aristokrasi, kebijakan Wang So ini membuat para bangsawan geram dan berusaha menarik kembali budak-budak mereka, yang secara hukum telah dimerdekakan. Tingkah para bangsawan ini membuat resah para budak, terlebih lagi hukum itu ditentang para kerabat Wang So termasuk permaisurinya. Khawatir karena nasib mereka, para budak ini lalu menyerang kediaman-kediaman para bangsawan dan menimbulkan kekacauan. Pada akhirnya, hukum emansipasi budak ini dibatalkan oleh putra Wang So, Raja Gyeongjong.





Pernikahan Hae Soo dan Wang Jung

Karena tokoh Hae Soo murni adalah tokoh fiktif maka pernikahannya dengan Wang Jung juga adalah fiksi. Menurut catatan sejarah, Wang Jung hanya memiliki seorang istri, yaitu adik tirinya, yang bernama Putri Moonhye (saudari kandung istri dari Daejong Wook). Dia tidak tercatat memiliki pernikahan yang lain sebelum menikah dengan Putri Moonhye.






Kedekatan Hubungan Antara Wang Yo dan Wang Won

Dalam drama, kedua tokoh ini sangat dekat dan membentuk aliansi.

Aliansi Wang Yo dan Wang Won sangat mungkin terjadi sebab Wang Won sangat dekat dengan kubu Seogyeong yang dilindungi oleh Wang Yo. Wang Yo berusaha memindahkan ibukota ke Seogyeong sebab itu adalah tempat dimana sebagian besar kubu loyalis ibunya tinggal. Hal ini didukung oleh Wang Won yang berasal dari Pyeongsan, yang dekat dengan Pyeong-an (Seogyeong). Wang Won sangat akrab dengan para bangsawan yang ingin menggulingkan Wang So dan mengangkat putra Wang Mu atau putra Wang Yo sebagai raja. Inilah yang menyebabkan dia dihukum mati oleh Wang So.






Kedekatan Hubungan Antara Wang Jung dan Baek-ah

Dalam drama, kedua tokoh ini sangat dekat dan mendukung satu sama lain.

Kedekatan Wang Jung dan Baek-ah sangat mungkin terjadi. Walaupun tahun lahir dan urutan kelahiran Wang Jung tidak diketahui tapi kemungkinan besar usianya dengan Baek-ah tidak berbeda jauh. Dan jika dilihat dari kenyataan kedekatan mereka berdua dengan Wang So, sebagai adik-adik yang paling dekat dengan Wang So, maka ada kemungkinan mereka memang sangat dekat semasa hidup.






Latar Pembuka, 24 Tahun Goryeo didirikan (942 M)

Latar tahun pada episode drama ini disebutkan dengan jelas, “sudah 24 tahun Goryeo didirikan”, demikian kata Choi Jimong dalam salah-satu dialog di episode pertama. Latarnya tentu tidak salah sebab memang pada tahun 942, tahun ke-24 Goryeo berdiri, Wang Geon masih hidup dan memerintah Goryeo. Tapi yang jadi permasalahannya adalah usia Wang Eun, Baek-ah, dan Wang Jung. Pada tahun 942, seharusnya ketiga pangeran itu masih anak-anak, dan bukan remaja, sebab mereka bertiga termasuk dalam kelompok pangeran bungsu. Baek-ah seharusnya lahir tahun 935-936, artinya dia seharusnya baru berusia 6-7 tahun, dan Wang Eun seharusnya lahir sekitar tahun 937 sehingga seharusnya dia baru berusia 5 tahun.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tokoh-tokoh yang muncul dalam drama “Scarlet Heart: Ryeo”, dan apakah tokoh dan kisah mereka adalah nyata atau tidak dalam sejarah, adalah sebagai berikut:



HAE SOO atau GO HAJIN


Tokoh Hae-soo dan Go Ha-jin diperankan oleh solois IU, yang namanya mulai dikenal  sebagai penyanyi dan aktris setelah membintangi drama "Dream High". Walaupun banyak yang mengkritik keikut-sertaan IU dalam drama ini karena statusnya sebagai penyanyi tetapi harus diakui bahwa IU memerankan karakter Hae-soo dan Go Ha-jin dengan sangat baik.

Sebagai tokoh utama wanita dalam drama, tokoh Go Ha-jin ini adalah murni fiktif, demikian juga peristiwa-peristiwa yang ditimbulkan olehnya dan juga sebagian besar kejadian yang melibatkan dirinya, diantaranya: hubungannya dengan Wang Wook dan Wang So, pernikahannya dengan Wang Jung, perannya di istana, dan sebagainya. Tokohnya harus ada dalam drama karena tuntutan skenario yang diadaptasi dari serial Tiongkok dan dari novel.

Hal yang menarik dari Go Ha-jin adalah saat dia tiba dimasa lalu dengan menggunakan nama Hae Soo yang berasal dari klan Hae. Menurut drama, klan Hae ini sangat berpengaruh.

Pada kenyataannya, klan Hae memang sangat berpengaruh. Klan Hae adalah salah-satu klan yang berasal dari keluarga Jumong dan beberapa dari mereka memang adalah keturunan Jumong.

Raja-raja keturunan Jumong menggunakan dua marga, Go dan Hae. Marga “Go” adalah marga yang pertama kali digunakan oleh Jumong. Sedangkan, beberapa keturunannya, termasuk beberapa raja Goguryeo, menggunakan marga “Hae” yang diambil dari nama “Hae Mosu”. Hae Mosu adalah seorang Dangun (maharaja) Kerajaan Buyeo Raya, dan diakui sebagai leluhur raja-raja Goguryeo termasuk Jumong. Jumong menggunakan marga Go karena itu adalah marga raja-raja Kerajaan Bukbuyeo tempat dia berasal. Oleh karena itu, marga Hae dan Go adalah marga-marga berhubungan dengan Jumong. Pada masa kerajaan Goryeo, marga Go hampir tidak ada dan tidak banyak digunakan hingga masa-masa akhir kerajaan Joseon. Tapi itu bukan karena saat itu klan Go sudah habis, melainkan karena saat itu marga Go menggunakan nama Hae. Alasannya mungkin karena marga Go adalah marganya Jumong, dan rata-rata memang adalah keturunan Jumong, sedangkan kerajaan Goryeo mengklaim sebagai penerus Kerajaan Goguryeo dan Jumong. Para anggota keluarga kerajaan (wangsa Wang) juga menyebut diri mereka sebagai keturunan Jumong. Ini artinya jika marga Go tetap dipakai maka akan ada dua keturunan Jumong. Oleh sebab itu, klan Go diganti namanya menjadi Hae, sebab klan Go juga memang berasal dari Hae Mosu. Perubahan nama klan inilah yang dimaksudkan Choi Jimong di episode terakhir drama saat dia bertemu kembali dengan Go Ha-jin atau Hae Soo dimasa depan.





WANG SO


Tokoh Wang So diperankan oleh aktor terkenal Lee Joon-ki yang namanya mulai dikenal  sebagai aktor dan salah-satu icon Hallyu setelah membintangi film fenomenal "The King And The Clown" pada tahun 2005. Film itu adalah film Korea pertama yang menyentuh angka 13 juta penonton. Lee Joon-ki adalah icon Hallyu yang pertama kali mempopulerkan istilah "Kkot Minam" atau "Pretty Boy" dari Korea ke seluruh dunia. Seperti biasa, akting Lee Joon-ki mendapatkan pujian tinggi dalam drama ini. Dia sangat brilian menampilkan semua karakter Wang So yang suram, misterius, kejam, brutal, kesepian, dan tidak terprediksi. Totalitasnya juga dipuji sebab dia menurunkan beran badannya hampir 15 kg agar dia tidak lagi terlihat 'cantik' sebab image-nya sebagai 'pretty boy' tidak boleh terlihat dalam karakter Wang So yang kejam.

Pangeran Wang So adalah tokoh nyata.

Dalam sejarah, beliau dikenal sebagai Raja Gwangjong dari Goryeo. Sesuai urutan lahirnya dalam drama, Wang So memang adalah “Pangeran Keempat”, karena dia adalah putra keempat Raja Wang Geon. Pangeran pertama adalah Putra Mahkota Wang Mu, kedua adalah Pangeran Wang Taek, ketiga adalah Pangeran Wang Yo, dan keempat adalah Wang So.

Wang So lahir pada tahun 925. Sesuai cerita dalam drama, Wang So adalah adik kandung Wang Yo dan kakak kandung Wang Jung.

Dalam sejarah, Wang So terkenal sebagai salah-satu raja Goryeo yang kuat dan juga kejam. Tetapi berbeda dari dalam drama, semua kekejamannya terjadi saat dia menjadi raja, bukan saat dia masih pangeran. Potret wajahnya belum diketahui tapi tidak ada catatan sejarah yang menyebutkan bahwa dia memiliki luka di wajah.

Dalam banyak drama, termasuk “Scaret Heart: Ryeo”, Wang So diceritakan sebagai tokoh yang sangat mahir beladiri dan pandai berperang. Gambaran itu memang benar dan sesuai dengan kesimpulan-kesimpulan para sejarawan. Tetapi, hampir tidak ada drama yang menekankan bahwa Wang So adalah pangeran yang cerdas, padahal sejarah asli menyebutkan bahwa Wang So adalah raja yang sangat cerdas dan merupakan politikus handal. Dalam “Scaret Heart: Ryeo”, Wang So baru dikatakan cerdas diepisode-episode terakhir, padahal sebenarnya dia berhasil menduduki tahta berkat kecerdasan dan kemahirannya berpolitik, bukan karena kudeta atau kekuatan senjata.

Mengenai pembantaian-pembantaian yang dilakukan oleh Wang So, memang ada dalam catatan sejarah, tetapi tidak semua tokoh-tokoh dalam drama, yang dikatakan dibunuh oleh Wang So, benar-benar dibunuh olehnya.

Sebagian besar drama hanya menggambarkan Wang So sebagai orang yang akan membunuh saudara-saudaranya, padahal dia hanya mengeksekusi satu orang saudaranya, Wang Won. Setelah membunuh Wang Won, Wang So tidak membantai keluarganya, dan membiarkan kakak dan anak-anak Wang Won tetap hidup.

Ada juga yang menganggap dia mengeksekusi sebagian besar keponakannya, padahal dia hanya mengeksekusi dua orang keponakannya (Pangeran Heunghwa, putra Wang Mu/Raja Hyejong, dan Pangeran Gyeonchoon, putra Wang Yo/Jeongjong I), dan tidak membantai keluarga mereka.

Selain itu, walau Wang So berjasa menggagalkan pemberontakan Wang Gyu (kakek Wang Eun) tetapi bukan Wang So yang membunuh Wang Eun dan kakeknya.

Sesuai dalam drama, Wang So diangkat menjadi Raja Goryeo diusia muda, 24 tahun (Maret 949). Walau dia memang naik tahta ‘tidak secara baik-baik’ tetapi itu tidak berarti dia menggunakan kekuatan senjata dan militer, sebab saat itu Wang So belum memiliki kekuatan politik. Bangsawan pendukungnya-lah yang memiliki kekuatan. Dia naik tahta atas dukungan sebagian besar bangsawan. Walau banyak sejarawan mencurigai jika Wang So yang membunuh Wang Yo dan Wang Mu, tetapi kecurigaan itu belum terbukti sampai sekarang. Memang pada masa pemerintahannya, banyak saudaranya yang meninggal termasuk Wang Wook, tetapi dia tidak membunuh mereka, kecuali Wang Won. Mereka meninggal karena sebab-sebab alami, atau karena terserang wabah.

Hampir seluruh drama menceritakan Wang So bermusuhan dengan Wang Wook (Daejong Wook), padahal tidak ada catatan sejarah yang menulis tentang itu. Memang ada indikasi persaingan antara Wang Wook dengan Wang So tetapi persaingan itu tidak sampai membuahkan perseteruan terbuka. Persaingan mereka ditimbulkan oleh keberpihakan para bangsawan yang terbagi-bagi diantara para pangeran, termasuk pada Wang So dan Wang Wook. Pada saat Wang So menjadi raja, hubungan Wang So dan Wang Wook cukup baik. Wang So memang lebih tua dari Putri Yeon-hwa, tetapi itu tidak berarti dia seumuran dengan Wang Wook. Wang So lebih tua 2-3 tahun dari Wang Wook. Jadi, karena status Wang So sebagai kakak sekaligus kakak ipar Wang Wook, maka sesuai tradisi saat itu Wang Wook harus menghormati Wang So, apalagi kemudian Wang So menjadi raja. Putri-putri Wang Wook semuanya dinikahkan dengan putra tunggal Wang So, Wang Ju (Raja Gyeongjong), sedangkan salah-satu putra Wang Wook, Wang Chi (Raja Seongjong) juga menikah dengan salah-satu putri Wang So. Ini tidak mungkin terjadi jika Wang So dan Wang Wook saling bermusuhan, sebab walaupun istrinya, Ratu Daemok (adik kandung Daejong Wook), sangat berkuasa saat itu tetapi Wang So dikenal sebagai seorang yang sangat keras kepala dan independen dalam bertindak. Dia selalu melakukan apa yang dia mau dan dia yakini. Dia tidak akan mau diintervensi, termasuk mengenai urusan pernikahan anak-anaknya. Oleh karena itu, pernikahan anak-anaknya dengan anak-anak Wang Wook tentu bisa terjadi atas restu Wang So, bukan atas tekanan dari manapun, termasuk dari Ratu Daemok, dan ini tentu tidak akan terjadi jika saat itu Wang So bermusuhan dengan Wang Wook.

Wang So memang dikenal sebagai raja Goryeo yang memiliki otoritas yang sangat kuat. Untuk mengamankan tahta dan menstabilkan negerinya, Wang So melakukan banyak pembantaian pada kubu oposisi maupun kubu pendukungnya sendiri. Tetapi berbeda dengan cerita dalam drama, semua itu dicatat dilakukannya saat dia sudah menjadi raja, bukan saat dia masih menjadi pangeran. Kecil sekali kemungkinannya jika Wang So adalah sosok yang brutal sejak masih menjadi pangeran. Tidak akan ada bangsawan yang mau mendukung seorang pangeran yang sangat kejam untuk menjadi raja.

Awalnya Wang So bersifat pasif terhadap para bangsawan (termasuk pendukungnya) untuk memastikan yang mana lawan dan mana kawan, kemudian dia menjadi represif dan mengambil kekuasaan penuh dengan mengeksekusi lawan-lawannya walaupun awalnya mereka adalah pendukungnya.

Mungkin sifat dan banyak tindakannya yang sulit dipahami hingga saat ini sebab apa yang dilakukannya saling bertolak-belakang. Hal ini dikarenakan Wang So adalah pemimpin yang unik. Wang So sangat menjunjung tinggi keseimbangan.

Meskipun dia melakukan banyak pembantaian namun dia tetap menjaga dan mendukung perkembangan agama Buddha yang identik dengan kedamaian. Sehingga, walau rakyatnya sangat ketakutan pada tindakannya tapi ia juga mendapat dukungan publik karena mendukung penuh Buddhisme. 

Hal berlawanan lainnya yang dilakukan oleh Wang So adalah sikapnya yang mati-matian memperkuat otoritas keluarga kerajaan dari keturunan langsung Wang Geon, tapi dia justru menerapkan “Hukum Emansipasi Budak”, yaitu memerdekakan para tawanan perang yang dijadikan budak dan memulihkan hak-hak mereka termasuk kesetaraan dengan orang Goryeo dan bangsawan Goryeo (bagi para budak mantan bangsawan) dan untuk menyatakan pendapat di kerajaan. Tentunya kebijakannya ini malah akan menghalangi niatnya memperkuat otoritas kerajaan. Tetapi, penerapan hukum ini dimaksudkan Wang So agar kekuasaan para bangsawan, termasuk keluarga raja, yang memiliki banyak budak dan dapat membentuk tentara pribadi, dapat dikendalikan. 

Hal tidak lazim lainnya adalah cara dia membersihkan para oposannya.

Wang So memang terkenal sebagai raja yang kejam yang mampu membunuh saudara dan keponakannya, tetapi dia justru membiarkan adik-adiknya tetap hidup padahal mereka sangat berpengaruh, seperti Wang Wook yang banyak didukung oleh para bangsawan, dan juga Pangeran Hyomok padahal Hyomok adalah kakak kandung Wang Won.

Dia mengeksekusi mati putra kakaknya, Pangeran Gyeongchoon (putra Wang Yo) namun dia justru mempercayakan berbagai tugas negara pada adiknya, Pangeran Hyosung, padahal Hyosung adalah menantu Wang Yo dan ipar Pangeran Gyeongchoon. Dia juga tidak menghukum mati putra-putra Wang Won, dan membiarkan mereka tetap hidup dan menjaga mereka dari para oposan Wang Won.

Selain menjujung tinggi keseimbangan, ada satu sifat yang menjadi ciri khas Wang So.
Dia sangat percaya diri.

Kepercayaan dirinya ini tercermin dari “Hukum Emansipasi Budak” yang diterapkannya. Penerapan hukum ini sangat beresiko karena para anggota keluarga kerajaan pun menentangnya termasuk istrinya sendiri, namun Wang So tetap teguh pada pendiriannya. Dia juga sangat yakin bahwa kerabat para oposan yang dibantainya tidak akan mampu melawan sehingga dia tidak ragu-ragu membiarkan mereka tetap hidup

Walau Wang So selalu dikenal akan kekejamannya, tetapi itu tidak berarti dia tidak akur dengan dengan saudara-saudaranya. Berbeda dengan didalam drama, Wang So menjalin hubungan yang sangat baik dengan adik-kandungnya, Wang Jung. Dia menganugerahi Wang Jung gelar kehormatan “Moonwon Jung Daewang” (Kaisar Moonwon Jung), sehingga Wang Jung lebih dikenal dengan nama Kaisar Moonwon. Wang Jung juga bukanlah adik bungsu Wang So. Pangeran Joontong-lah adik bungsu mereka. Wang So mengangkat Pangeran Joontong sebagai salah-satu menteri di kabinetnya. Dia juga menjalin hubungan baik dengan adik-tirinya, Pangeran Won-nyeong dan Pangeran Hyosung, dengan mempercayakan beberapa tugas negara pada adik-adiknya ini. Wang So juga adalah raja Goryeo pertama yang mendekati para bangsawan Silla. Saat dia menjadi raja, dia memanggil adik-adik tirinya yang merupakan para pangeran keturunan Silla untuk terlibat dalam pemerintahan. Ini sesuai dengan cerita dalam drama yang menceritakan kedekatannya dengan Pangeran Baek-ah (Ahnjong Wook) yang berasal dari Silla dan merupakan pangeran keturunan Silla yang paling dihormati.

Sesuai dalam drama, Wang So menikah dengan keponakannya, Selir Gyeonghwa-gung, dan dengan adik tirinya, Ratu Daemok. Tetapi, urutan pernikahannya berbeda. Seharusnya, Wang So menikahi Putri Yeonhwa terlebih dahulu baru kemudian dia menikahi keponakannya. Inilah mengapa Putri Yeonhwa bergelar “Ratu”, sedangkan Putri Gyeonghwa bergelar “Selir Agung Istana”. Pernikahan Wang So dan Daemok kemungkinan besar dilakukan ketika Raja Wang Geon masih hidup, dan diakhir masa pemerintahan raja pertama Goryeo itu. Pernikahannya dengan Selir Gyeonghwa-gung kemungkinan besar dilakukan pada masa pemerintahan Wang Mu.

Walau Selir Gyeonghwa-gung adalah keponakannya, tetapi itu tidak berarti dia menikah dengan Wang So saat masih kecil seperti didalam drama. Pada masa itu, pernikahan sedarah sangat wajar, sama wajarnya dengan pernikahan anak-anak, tetapi tidak dengan pernikahan antar seorang dewasa dengan seorang anak kecil, terlebih lagi jika anak kecil itu adalah anak raja yang berkuasa. Perlu diketahui, usia Wang Mu dan Wang So terpaut 13 tahun. Jika Wang Mu menikah di-usia 15-17 tahun, artinya saat itu Wang So baru berusia 2-4 tahun. Pewaris Wang Mu memang Putra Mahkota Heunghwa, tetapi bukan berati Putra Mahkota Heunghwa adalah anak pertamanya. Kemungkinan besar Selir Gyeonghwa-gung adalah anak pertamanya sebab ketika Selir Gyeonghwa sudah menikah dengan Wang So, Putra Mahkota Heunghwa belum memasuki usia menikah. Jika anak pertama Wang Mu lahir saat dia berusia 18 tahun, itu artinya anak pertama Wang Mu hanya berbeda 5 tahun dengan Wang So. Katakanlah Selir Gyeonghwa-gung adalah anak kedua, yang kemungkinan lahir disaat Wang Mu berusia 19-20 tahun, maka Selir Gyeonghwa-gung hanya lebih muda 6-7 tahun dari Wang So. Jika Wang So menikahi Selir Gyeonghwa-gung ditahun pertama atau kedua pemerintahan Wang Mu, maka seharusnya usia Selir Gyeonghwa-gung sekitar 12-13 tahun, sedangkan Wang So juga baru berusia 18 tahun. Ini adalah perbedaan usia nikah yang sangat wajar pada masa itu.





WANG WOOK


Tokoh Pangeran Wang Wook diperankan oleh aktor muda Kang Haneul. Kang Haneul adalah aktor yang membintangi banyak drama dan banyak film dan dikenal sebagai salah-satu aktor watak Korea yang sangat berkualitas. Popularitas semakin menanjak sejak dia menjadi salah-satu aktor dalam drama populer "The Heirs". Kang Haneul dipuji karena mampu memerankan tokoh Wang Wook dalam drama ini dengan sangat sempurna seakan-akan memang seperti itulah karakter Pangeran Wang Wook.

Pangeran Wang Wook adalah tokoh nyata. Beliau adalah putra pertama Wang Geon dengan Ratu Shinjeong, dan satu-satunya putra Wang Geon dari klan Hwangbo. Karena dia adalah satu-satunya pangeran dari Hwangju maka dia diberi gelar “Hwangjuwon Daegun” yang artinya “Pangeran Besar Hwangju”. Sama seperti dalam drama, besar kemungkinan dia adalah pangeran ke-8.

Dalam drama diceritakan bahwa Wang Wook adalah pangeran yang sangat cerdas. Ini cukup sesuai dengan catatan mengenai dirinya. Tapi, Wang Wook bukanlah seorang yang licik. Jika dia licik maka Wang So pasti akan mengetahuinya dan mengeksekusinya

Kecil kemungkinan jika Wang Wook terlibat dalam kematian Wang Eun (Pangeran Gwangju) sebab pada saat itu Wang Wook belum cukup dewasa untuk bisa terlibat dalam pemerintahan. Besar kemungkinan jika dia lebih muda sekitar 3 tahun dengan Wang So. Artinya, Wang Wook belum berusia 17 tahun saat Wang Eun meninggal. 

Dalam drama Wang Wook dikatakan akur dengan Wang Won dan membentuk aliansi dengan Wang Yo, lalu bermusuhan dengan Wang So, padahal indikasi dalam sejarah justru tidak demikian. Wang Wook memang berpengaruh dalam pemerintahan saat itu, tetapi dia membentuk aliansi dengan  Wang So dan Baek-ah (Ahnjong Wook) bukan dengan Wang Yo, sebab Wang Yo dan Wang Won didukung dan mendukung kubu Seogyeong (karena ibu mereka berasal dari sana), sedangkan Wang So yang seibu dengan Wang Yo justru mendukung dan didukung oleh kubu Silla (kubunya Pangeran Baek-ah). Ibu Wang Wook memang berasal dari Hwanghae (distrik yang seprovinsi dengan Seogyeong dan Pyeongsan), tapi dia justru ditinggalkan oleh para bangsawan dari sana. Wang Wook justru mendapat banyak dukungan dari para bangsawan Jeolla (klan istrinya), disamping dukungan dari klan Hwangbo. Tetapi, akibat pemberontakan Wang Gyu kekuasaan para pangeran dan bangsawan Jeolla jatuh walaupun salah-satu ratu Wang Geon berasal dari Jeolla. Oleh karena itu, Wang Wook dinikahkan dengan adiknya yang berasal dari Jeolla (putri ratu) sehingga membuat Wang Wook kemudian mendapat dukungan dari para bangsawan Jeolla. Dukungan dari para bangsawan ini lalu dialihkan oleh Wang Wook pada Wang So saat Wang So menjadi raja sehingga Wang So didukung oleh dua kubu (Jeolla dan Silla) dan memperkecil kekuasaan kubu Seogyeong. Ini yang membuktikan bahwa Wang Wook membentuk aliansi dengan Wang So dan Baek-ah. Hal ini bisa dihubungkan dengan kebijakan-kebijakan putra Wang Wook (Raja Seongjong) yang lebih pro pada orang-orang Silla dan Jeolla ketimbang pada kubu Seogyeong.

Dalam drama “Scarlet Heart:Ryeo”, Wang Wook dikatakan menikahi seorang wanita yang bernama Lady Hae. Cerita ini berbeda dengan apa yang ditulis didalam sejarah. Menurut tulisan sejarah, istri Wang Wook hanya satu, yaitu adik tirinya, Putri Seonui. Istrinya ini adalah saudara kandung dari istrinya Wang Jung. Tetapi, dalam drama tampaknya Putri Seonui (tidak di munculkan) menjadi istri keduanya.

Menurut drama, Wang Wook adalah seorang yang oportunis. Hal ini memang masih sesuai dengan gambaran dalam sejarah. Tetapi, Wang Wook tidak licik. Dia memang cerdik, tetapi dia adalah orang yang setia. Kesetiaannya teruji karena dia ‘lolos seleksi’ Wang So sebelum raja keempat Goryeo itu membantai para oposannya. Jika ada saja sedikit kecurigaan Wang So pada Wang Wook, maka raja yang terkenal dengan sifat curiganya itu pasti akan mengeksekusi Wang Wook, apapun status dan jabatannya. Sikap oportunis Wang Wook hanya muncul jika berhubungan dengan kelangsungan klannya, klan Hwangbo.

Berbeda dengan apa yang diceritakan di dalam drama, kehidupan pernikahan Wang Wook harmonis dan bahagia. Dia menikahi adik tirinya, Putri Seonui, dan dikarunia lima orang anak. Mereka hidup layak dan terhormat. Tidak diasingkan seperti didalam drama. Anak-anak perempuannya semua dinikahkan pada putra mahkota Wang So, Wang Ju. Ini mempertegas hubungan baik kedua tokoh itu.

Seperti drama “Scarlet Heart:Ryeo”, Wang Wook meninggal pada masa pemerintahan Wang So, tepatnya pada bulan November 969. Tidak lama setelah kematiannya, istrinya juga menyusul kepergiannya. Ini membuat anak-anaknya menjadi yatim piatu. Anak-anak Wang Wook ini dibesarkan oleh Ratu Hwangbo, padahal Wang So telah meminta agar Wang Chi tinggal di istana. Kelak, Wang Chi menjadi raja Goryeo, dengan gelar “Raja Seongjong”. Anaknya ini lalu memberikannya gelar “Raja Daejong” padanya, sehingga oleh sejarawan modern Wang Wook lebih sering disebut dengan nama “Daejong Wook”.

Walau dalam drama “Scarlet Heart:Ryeo”, dan drama-drama lainnya, Wang So dikatakan selalu berseteru dengan Wang Wook, tetapi beberapa sejarawan memberikan pendapat baru yang sangat menarik, yang didasari beberapa indikasi yang ada dalam sejarah. Sedari awal, Wang So sebenarnya mempersiapkan putra Wang Wook, Wang Chi, sebagai raja. Entah apa alasan utamanya. Mungkin karena dia ragu pada kepemimpinan putra kandungnya kelak.





LADY HAE



Tokoh Lady Hae diperankan oleh aktris Park Si-eun. Dia tidak banyak membintangi drama dan film. Park Si-eun cukup dikenal ketika dia menjadi salah-satu pemeran dalam drama populer "Sassy Girl Chun-hyang". Meskipun kemunculan Park Si-eun hanya sebentar tetapi beliau mampu membuat kehadiran tokoh Lady Hae tetap terlihat sepanjang drama dan mampu membuat chemistry Lady Hae dengan Wang Wook tetap kuat ditengah-tengah kehadiran Go Ha-jin.

Lady Hae muncul pada episode-episode awal drama “Scarlet Heart:Ryeo” sebagai istri Wang Wook. Seperti sudah disebutkan sebelumnya, Wang Wook hanya memiliki seorang istri yang bernama Putri Seonui, jadi menurut sejarah keberadaan Lady Hae adalah fiktif. Tetapi jika melihat nama klannya, klan Hae, maka memang Lady Hae ini berasal dari kalangan bangsawan berpengaruh, dan lebih berpengaruh dari klan ibunya Wang Wook. Sebab klan Hwangbo bukanlah keturunan raja-raja, sedangkan klan Hae adalah keturunan Hae Mosu, Dangun Buyeo Raya, dan banyak diantaranya juga adalah keturunan Jumong dan raja-raja Goguryeo.





HWANGBO-BUIN


Tokoh Hwangbo-buin diperankan oleh aktris Jung Kyung-soon. Beliau adalah aktris senior yang membintangi banyak sekali drama dan film.

Hwangbo-buin adalah tokoh nyata.

Beliau adalah ibu kandung Wang Wook dan Putri Yeonhwa (Ratu Daemok). Gelar beliau adalah Ratu Shinjeong. Sesuai dengan apa yang ada dalam drama, beliau adalah salah-satu ratu dari Raja Wang Geon. Dia berasal Hwangju. Ayahnya adalah pemimpin klan Hwangbo, Hwangbo Jegong. Karena klan Hwangbo adalah klan yang lebih berpengaruh di provinsi Hwanghae maka diantara semua istri-istri Wang Geon dari provinsi Hwanghae, Hwangbo-buin diberikan posisi sebagai ratu, dan menjadi salah-satu ratu dari enam ratu Wang Geon.

Ambisi Hwangbo-buin sebenarnya hanya satu, menaikan harkat dan martabat klan Hwangbo yang terhimpit ditengah-tengah ambisi kekuasaan klan Wang-Hwanghae dan juga aliansi klan-klan di Pyeongsan yang tidak melibatkan klan Hwangbo. Ambisinya itulah yang diwariskan pada putra tunggalnya, Wang Wook. Inilah yang membuat Wang Wook berjuang seumur hidupnya untuk membuat klan Hwangbo berada diposisi yang terhormat, yang hanya tidak bisa melebihi klan Wang keturunan Wang Geon. Wang Wook selalu menempatkan orang-orang dari klan Hwangbo ke posisi-posisi strategis dengan berbagai lobi-lobi politik. Untunglah kecerdasan Wang Wook dan sikap bijaknya juga mampu membatasi peran berlebihan klannya dalam pemerintahan sehingga orang-orangnya lolos dari berbagai pembantaian yang dilakukan oleh Wang So dan juga keponakan-keponakannya.

Karena Wang Wook dan istrinya meninggal diusia muda, Hwangbo-buin lah yang merawat anak-anak mereka.





YEONHWA


Tokoh Putri Hwangbo Yeonhwa diperankan oleh aktris muda Kang Han-na. Sebelum membintangi "Scarlet Heart: Ryeo", dia juga membintangi beberapa film dan drama populer, seperti drama "Mirror Of The Witch", film "The Commitment", film "Friend: The Great Legacy", dan bersama Kang Haneul membintangi film "Empire Of The Lust". Kang Han-na dipuji karena mampu membawakan karakter Ratu Daemok yang ambisius. Walaupun dia masih kesulitan mengimbangi kharisma Lee Joon-ki, Kang Haneul, dan juga Hong Jong-hyun, tetapi dia berhasil menghadirkan sosok Ratu Daemok yang sesuai dengan alur drama.

Putri Yeonhwa adalah tokoh nyata.

Sesuai cerita drama dia adalah satu-satunya adik kandung Wang Wook. Dalam sejarah, dia lebih dikenal dengan nama keratuannya, Ratu Daemok.

Sesuai cerita dalam drama, Yeonhwa lebih tua dari Baek-ah, Wang Jung, dan Wang Eun. Jika Baek-ah lahir pada tahun 935/936, dan jika kakaknya, Wang Wook, berbeda 2-3 tahun dengan Wang So yang lahir pada 925, maka Yeonhwa lebih muda dari Wang Wook dan lebih tua 4-5 tahun dari Baek-ah. Ini artinya Yeonhwa kemungkinan lahir pada tahun 930-931, sehingga Yeonhwa hanya berbeda 5-6 tahun dengan Wang So. Yeonhwa menikahi Wang So diusia muda. Jika dia menikah dengan Wang So pada akhir masa pemerintahan Wang Geon, 942 atau 943 maka artinya Yeonhwa menikah diusia sekitar 12 tahun dan Wang So juga baru berusia 17 tahun.

Sesuai apa yang diceritakan dalam drama, Yeonhwa adalah ibu dari pewaris Wang So (Raja Gwangjong). Beberapa drama menggambarkan Yeonhwa sebagai seorang wanita ambisius yang kejam. Padahal, ini tidak sepenuhnya benar.

Memang Yeonhwa tergolong wanita ambisius, tetapi pernikahannya dengan Wang So, yang dilakukan pada masa pemerintahan Wang Geon, dilakukan karena tradisi istana yang menikahkan sesama saudara untuk menjaga kemurnian klan, bukan karena inisiatifnya demi kekuasaan. Gadis seusia Yeonhwa saat itu belum bisa menentukan pendapat.

Yeonhwa juga bukan wanita yang kejam sebab dia tidak terlibat dalam berbagai pembantaian yang dilakukan oleh Wang So. Yeonhwa juga tidak setuju dengan banyak kebijakan politik Wang So, termasuk berbagai pembantaian yang Wang So lakukan. Sebab, Wang So juga membantai banyak pendukungnya sendiri yang justru dulunya memuluskan Wang So menduduki tahta Goryeo.

Hubungan Yeonhwa dan Wang So juga tidak selamanya kaku. Memang mereka sering berbeda pendapat, dan perbedaan pendapat itu dicatat oleh penulis sejarah, sehingga mungkin para sutradara dan penulis skenario menggambarkan mereka sebagai pasangan yang tidak akur, tapi fakta sejarah tidak membenarkan hal itu 100%. Ingat, Wang So hanya memiliki dua orang istri (tiga istri, jika menurut Sillok Raja Hyeonjong), dan dari semua pernikahannya, dia hanya memiliki keturunan dengan Yeonhwa.





CHOI JIMONG


Tokoh Choi Jimong diperankan oleh aktor watak Kim Song-kyun. Kim Song-kyun adalah aktor yang membintangi banyak drama, film, dan teater. Dia dikenal sebagai salah-satu aktor antogonis dan vilain terbaik Korea. Popularitasnya semakin menanjak sejak dia menjadi salah-satu aktor dalam drama populer "Reply 1994". Jarang sekali Kim Song-kyun memerankan karakter yang ceria dan jenaka seperti Jimong sehingga membuat para kritikus semakin memuji kepiawaian aktingnya yang berhasil menghadirkan sosok Jimong yang cerdik, lucu, namun misterius.

Choi Jimong adalah tokoh nyata. Beliau adalah seorang astronomer terkenal di-era Goryeo yang berasal dari Silla. Dia mengabdi di istana Goryeo sejak era Wang Geon hingga masa pemerintahan Raja Seongjong (putra Wang Wook).

Dalam drama, Choi Jimong digambarkan sesuai dengan profesinya, astronomer. Hanya saja, perjalanan waktu Choi Jimong tentunya adalah fiktif sebab tidak ada catatan tentang hal itu.

Sesuai dengan drama, Choi Jimong memang adalah seorang yang pendapatnya pasti didengar oleh Wang Geon dan Wang So. Dia adalah salah-satu pemuka kubu Silla yang dilindungi Pangeran Baek-ah.

Seakan bisa memprediksi masa depan, Choi Jimong memimpin para bangsawan Silla untuk merapat pada Wang So. Inilah mengapa Wang So sangat dekat dengan para bangsawan Silla dan dengan pangeran-pangeran keturunan Silla, dan membuat para bangsawan Silla ini sebagai kelompok yang nyaris utuh dalam berbagai pembantaian yang dilakukan oleh Wang So.

Jimong selalu tidak akur dengan kubu Seogyeong yang dilindungi oleh Wang Yo. Inilah mengapa pada masa pemerintahan putra Wang So, Wang Ju (Raja Gyeongjong), Jimong meminta Wang Ju menjauhi kubu Seogyeong. Wang Ju menuruti saran Jimong, dan bahkan mengeksekusi salah-satu pemimpin kubu Seogyeong.

Dalam drama, Jimong meninggalkan Wang So dan memilih berkelana (seperti kembali ke masa depan). Tetapi pada kenyataannya, Jimong tidak pernah meninggalkan Wang So. Dia terus mengabdi pada Wang So hingga Wang So meninggal. Mungkin dia tidak mengabdi lagi pada putra Wang So sebab putranya itu mengeksekusi salah-satu pangeran Silla (Pangeran Hyosung).

Jimong meninggal pada masa pemerintahan putra Wang Wook, Wang Chi (Raja Seongjong) pada 987.





WANG GEON


Tokoh Raja Wang Geon diperankan oleh aktor senior Jo Min-ki. Beliau adalah aktor senior yang membintangi banyak sekali drama,film, dan teater. Beliau dikenal sebagai salah-satu aktor yang paling banyak memerankan tokoh raja Korea. Popularitas semakin menanjak sejak dia menjadi salah-satu aktor dalam drama terkenal "East Of Eden" dan drama populer "The Great Queen Seon-deok". Sebelum bersama membintangi drama "Scarlet Heart:Ryeo", beliau juga adalah lawan main Lee Joon-ki dalam drama populer "Iljimae" dan "Two Weeks". Banyak yang berpendapat bahwa Jo Min-ki adalah aktor yang paling pas memerankan Raja Wang Geon dibandingkan para pemeran Raja Wang Geon yang lain. Sayangnya, beliau terkena skandal besar pada awal tahun 2018 sebagai dampak dari gerakan "Me Too" di Korea yang membuat beliau memutuskan bunuh-diri.

Raja Wang Geon adalah tokoh nyata.
Beliau dikenal dengan nama anumertanya, Raja Taejo dari Goryeo. Karena Korea memiliki tiga raja yang bernama Taejo, maka sejarawan dan orang-orang modern menyebut Raja Taejo dari Goryeo ini dengan nama kuilnya dan nama lahirnya, Taejo Wang Geon (seperti yang dikatakan dalam hati oleh Hae Soo saat dia pertama kali dia akan melihat Wang Geon).

Wang Geon adalah raja pertama Goryeo dan raja pertama Korea pertama yang memerintah seluruh wilayah Korea modern.

Sesuai dalam drama, Wang Geon menjadi Raja Goryeo dan berhasil mempersatukan Tiga Kerajaan Korea, Balhae (turunan Goguryeo), Silla, dan Hu-Baekje (Baekje Baru), setelah sebelumnya dia bergabung sebagai jenderal Kerajaan Taebong (Goguryeo Baru). Penyatuan Korea oleh Raja Taejo setelah bergabungnya Silla (936) adalah peristiwa sejarah penting dalam sejarah Korea. Belum pernah ada raja Korea yang mampu mempersatukan Korea dalam skala besar. Penyatuan Korea tahun 668 oleh Kerajaan Silla hanya mencakup seperlima dari negara semenanjung itu karena wilayah utara masih dikuasai oleh Balhae. Bangsa Korea saat ini memandang Wang Geon, selain Raja Muyeol dan Jenderal Kim Yushin, sebagai salah-satu simbol persatuan negara mereka yang telah terpecah menjadi Korea Utara dan Korea Selatan.

Seperti yang pernah dikatakan Pangeran Wang Eun dalam drama, Wang Geon memang memiliki banyak istri dan banyak anak, tetapi tidak disebutkan berapa istrinya dan seberapa banyak anaknya.

Wang Geon adalah raja Goryeo yang memiliki istri terbanyak, Beliau menikahi putri-putri bangsawan yang berasal dari basis pendukungnya sendiri maupun dari oposannya agar tercipta perdamaian. Ini membuat Wang Geon memiliki 29 istri yang berasal dari seluruh penjuru Goryeo.

Dari 29 istri-istrinya ini, Wang Geon memperoleh 25 putra dan 7 orang putri. Masing-masing istri dan putranya mendapat dukungan dari bangsawan-bangsawan masing-masing daerah asal mereka. Ini semakin memperumit kisruh istana seperti yang digambarkan dalam drama.

Wang Geon adalah seorang raja yang visioner dan seorang negosiator yang handal. Dia lebih memilih jalan diplomasi daripada berseteru dengan musuh-musuhnya dengan tujuan membangun stabilitas Goryeo dan persatuan Semenanjung Korea. Setelah persatuan tercapai, Wang Geon memperlakukan mereka yang pernah menjadi musuhnya dengan baik, seperti misalnya pemberian gelar dan tanah, sehingga mereka rela mengabdi padanya. Kebijaksanaan Wang Geon inilah yang dimaksudkan Go Ha-jin (Hae Soo) pada Wang Geon disaat pertama kali mereka bertemu.

Wang Geon mangkat tahun 943 dalam usia 67 tahun. Usai kematiannya, putra-putranya memulai perseteruan panjang satu-sama lain untuk memperebutkan takhta.





WANG MU

Tokoh Putra Mahkota Wang Mu diperankan oleh aktor Kim San-ho. Beliau adalah aktor yang membintangi banyak sekali drama, dan film. Selain drama dan film, Kim San-ho juga adalah salah-satu aktor yang banyak membintangi teater musikal. Dari seluruh pemeran drama "Scarlet Heart: Ryeo", Kim San-ho adalah aktor dengan pengalaman teater musikal terbanyak. Dalam teater musikal "Full House", dia adalah pemeran tokoh utama Lee Young-jae. Meskipun Kim San-ho bukanlah pemeran pertama tokoh Putra Mahkota Wang Mu tetapi porsi ceritanya dalam drama ini sebagai Putra Mahkota Wang Mu adalah yang terbanyak dibandingkan porsi cerita para aktor lain yang pernah memerankan Putra Mahkota Wang Mu.

Wang Mu adalah tokoh nyata. Sesuai dalam drama, dia adalah putra tertua Wang Geon dan putra mahkota Goryeo saat itu. Wang Mu lalu menggantikan ayahnya sebagai raja dan mendapatkan nama kuil “Hyejong”.

Seperti yang dikatakan oleh Wang Geon dalam drama, Wang Mu adalah putra yang paling disayanginya karena sejak sebelum Wang Geon menjadi raja, Wang Mu sudah mengikutinya ke medan perang melawan Baekje Akhir dan berperan penting dalam sejumlah kemenangan. Inilah mengapa dalam drama Wang Geon berkata, “anak-anak yang lain adalah putra raja tetapi kau (Wang Mu) adalah putranya Wang Geon”.

Walaupun dia adalah putra mahkota dan putra kesayangan Wang Geon, Wang Mu tetap berusaha menjadi panglima perang yang cakap dan berani, juga sebagai seorang kakak yang baik.

Pada 943, Wang Mu naik tahta diusia 31 tahun setelah kematian ayahnya. Wang Mu kekurangan dukungan politik karena ibunya berasal dari keluarga bangsawan yang tidak berpengaruh dan tidak memiliki kekuatan politik apapun. Dia tetap berusah menjadi penengah diantara saudara-saudaranya yang selalu bertengkar karena pengaruh dari mertua sekaligus paman-paman maternal mereka. Masa pemerintahan Wang Mu memang diwarnai dengan konspirasi dan pertikaian kekuasaan di antara putra-putra Taejo, terutama Pangeran Wang Yo dan Wang So. Kondisinya ini diperparah oleh salah satu mertuanya, Wang Gyu (kakek Wang Eun).

Berbeda dengan di drama, konspirasi Wang Gyu terjadi pada masa pemerintahan Wang Mu, bukan Wang Yo. Memang kubu Wang Yo yang mendesak agar Wang Gyu dihukum mati tetapi bukan Wang Yo yang memerintahkan Wang Eun dibunuh, Wang Mu-lah yang menjatuhkan perintah eksekusi mati pada Wang Eun. Kenyataan ini tidak dimunculkan didalam drama agar karakterisasi Wang Mu sebagai kakak yang baik tidak hilang.

Wang Mu memang dianggap sebagai kakak yang baik dan penyayang. Kematian Wang Eun ini langsung membuatnya sangat frustasi sehingga memperparah penyakitnya. Penyakit Wang Mu ini bukanlah penyakit yang misterius, seperti yang ada didalam drama, karena dia baru menderita sakit akibat wabah yang melanda Goryeo saat itu. Tetapi, kematian Wang Eun adalah penyebab utama yang membuat Wang Mu stres berat sehingga kesehatan semakin memburuk.

Wang Mu meninggal tidak lama setelah kematian Wang Eun.





LADY OH


Tokoh Lady Oh diperankan oleh aktris senior Woo Hee-jin. Beliau adalah aktor senior yang membintangi banyak sekali drama dan teater.

Banyak yang kebingungan dengan sosok Lady Oh, apakah dia nyata atau tidak.

Lady Oh ini adalah sosok nyata, walaupun perannya dan waktu keberadaannya di dalam drama yang berbeda dari catatan sejarah.

Dalam drama dikatakan bahwa Lady Oh adalah wanita yang paling dicintai Wang Geon, yang pernah mengandung anak Wang Geon.


Permasalahannya, siapakah Lady Oh?

Dalam catatan sejarah, hanya ada satu wanita Wang Geon yang bermarga Oh. Dialah Lady Oh. Tetapi, dalam sejarah dia lebih dikenal dengan nama gelarnya, Ratu Janghwa, ratu utama Wang Geon.

Sesuai dengan apa yang diceritakan di dalam drama, Lady Oh adalah istri yang paling disayangi Wang Geon. Wang Geon pertama kali bertemu dengannya saat dia berada di Naju. Ketika itu, Wang Geon masih menjadi salah satu jenderal Kerajaan Taebong (Hu-Goguryeo) dan sedang memimpin prajuritnya di Naju. Lady Oh adalah putri dari seorang bangsawan kecil disana. Kecantikan dan kebaikan hatinya saat membantu dan melayani pasukan Wang Geon membuat Wang Geon jatuh hati padanya. Dia lalu dinikahi Wang Geon dan mengikuti suaminya itu kemanapun, bahkan ke medan perang. Buah cinta mereka adalah seorang putra yang merupakan putra pertama Wang Geon, Putra Mahkota Wang Mu.

Jadi, Lady Oh ini adalah salah satu istri Wang Geon, tepatnya istri kedua. Dia bukan hanya seorang dayang agung istana, seperti diceritakan didalam drama, melainkan seorang ratu.

Berbeda dengan yang ada didalam drama, yang menceritakan Lady Oh selalu melayani Wang Mu, sebenarnya Lady Oh adalah ibu kandung Wang Mu. Karena dia adalah ibu dari putra mahkota maka saat dia masih hidup statusnya lebih tinggi daripada Ratu Shinmyeong-Yoo (ibunya Wang Yo, Wang So, dan Wang Jung) dan Ratu Shinjeong-Hwangbo (ibunya Wang Wook dan Yeonhwa).

Sesuai dengan yang diceritakan didalam drama, Lady Oh meninggal pada masa pemerintahan Wang Geon, tepatnya pada tahun 934. Tetapi, dia bukan meninggal karena dihukum mati, melainkan karena terjatuh dari kuda yang dipacu cepat saat dia sedang berkuda dan terpisah dari pengawalnya.

Satu lagi perbedaan mencolok mengenai kisah nyata Lady Oh dengan apa yang digambarkan didalam drama, yaitu tahun kematiannya. Jika drama ini dibuka pada 24 tahun setelah Goryeo berdiri maka seharusnya Lady Oh sudah meninggal pada saat itu. Sebab, 24 tahun setelah berdirinya Goryeo artinya saat itu adalah tahun 942, sedangkan Lady Oh meninggal pada tahun 934. Dan lagi, seharusnya Lady Oh tidak muncul dimasa yang sama dengan Pangeran Baek-ah, Pangeran Wang Eun, dan Pangeran Wang Jung, sebab para pangeran ini baru lahir setelah tahun 935. Artinya, jika ketiga pangeran ini muncul maka disaat yang bersamaan status Lady Oh seharusnya sudah meninggal. 





WANG YO


Tokoh Pangeran Wang Yo diperankan oleh aktor muda Hong Jong-hyun. Dia adalah aktor muda yang sudah membintangi banyak drama. Namanya mulai dikenal ketika dia dan aktor muda lain (Kim Woo-bin, Sung-joon, Kim Young-kwang, dan Lee Soo-hyuk) membintangi mini series populer "White Christmas". Hong Jong-hyun meraih pujian tinggi atas aktingnya sebagai Wang Yo dalam drama ini. Banyak yang menilai bahwa tokoh Pangeran Wang Yo dalam drama ini hanya cocok jika diperankan olehnya dan tidak bisa diberikan pada aktor lain.

Wang Yo adalah tokoh nyata.
Sesuai dengan yang diceritakan dalam drama, Wang Yo adalah putra ketiga Wang Geon sehingga dia disebut juga “Pangeran Ketiga”.

Sesuai dalam drama, Wang Yo menjadi raja menggantikan Wang Mu dengan gelar “Jeongjong I” (ada dua raja Jeongjong dalam sejarah Goryeo. Jeongjong II adalah cucu Baek-ah). Dia juga adalah orang yang mengeksekusi mati Wang Gyu (kakek Wang Eun), tetapi bukan dia yang mengeksekusi Wang Eun, sebab Wang Eun dijatuhi hukuman mati atas perintah Wang Mu. 

Sebenarnya, Wang Yo bukanlah pangeran yang memiliki dukungan politik yang kuat sebab beliau berasal dari provinsi Chungcheong yang mana dari provinsi tersebut Wang Geon hanya mengambil tiga orang istri. Namun, perebutan kekuasaan di istana menjadikan Wang Yo sebagai pilihan paling logis bagi para bangsawan, khususnya kubu Seogyeong, sebab sepeninggal Wang Mu, Wang Yo menjadi putra yang tertua. Namun, semua tindakan itu tidak terlepas dari peran kubu pendukung Wang Yo dalam melobi bangsawan-bangsawan yang lain.

Tindakan pertama yang diambil Wang Yo sebagai raja adalah mengeksekusi kubu pemberontak yang dipimpin oleh Wang Gyu. Dia juga lalu mengeksekusi mati Park Sul-hae. Dieksekusinya Wang Gyu dan Park Seul-hae membuat kubu Jeolla (kubu utama pendukung Wang Mu) kehilangan pemimpin kuat dan menjadi kubu yang paling lemah. 

Seperti yang diceritakan didalam drama, Wang Yo membangun dan mengembangkan Seogyeong menjadi ibukota negara barat. Tetapi berbeda dengan di drama, Wang Yo sempat memindahkan ibukota ke Seogyeong sebelum kematiannya.

Sama seperti yang ada didalam drama, pemerintahan Wang Yo diwarnai dengan serbuan dari bangsa Khitan sehingga Wang Yo membentuk pasukan militer gabungan sebanyak 300.000 orang pasukan untuk menghadapi bangsa Khitan (yang didalam drama dipimpin oleh Wang Jung).

Berbeda dengan apa yang ada didalam drama, Wang Yo bukanlah seorang raja yang tiran. Beliau sangat memperhatikan kehidupan rakyatnya dan berusaha menjadi raja yang cakap dan layak. Wang Yo juga tercatat membagikan 70.000 karung biji-bijian dari gudang kerajaan untuk mendukung Buddhisme.

Wang Yo wafat pada tahun 949 diusia muda, 26 tahun dan digantikan oleh saudara kandung-nya, Wang So. Banyak sejarawan yakin jika Wang Yo meninggal karena dibunuh oleh Wang So, walau tidak ada bukti tertulis tentang itu.

Putranya kelak dieksekusi oleh Wang So, tetapi Wang So tidak mengeksekusikan keturunannya.

Seperti yang diceritakan didalam drama, adiknya, Wang So, menjadi raja menggantikannya secara inprosedural. Hampir sama dengan apa yang diceritakan dalam drama, Wang Yo membuat wasiat tetapi tidak diketahui apa isinya. Apakah memang tidak ada nama siapapun seperti didalam drama, atau memang ada satu nama dalam wasiat itu tapi catatan tentang hal itu sudah musnah saat Goryeosa ditulis pada masa Joseon, atau ada kemungkinan-kemungkinan yang lain. Hanya ada catatan bahwa Wang So diangkat sebagai raja dengan mengabaikan wasiat Wang Yo, tetapi tidak ada yang tahu dengan jelas apa isi wasiat Wang Yo.





SHINMYEONG BUIN


Tokoh Shinmyeong Yoo-buin diperankan oleh aktris senior Park Ji-young. Beliau adalah aktor senior yang membintangi banyak sekali drama dan film. Beliau dikenal sebagai salah-satu aktor yang paling banyak memerankan tokoh ratu Korea sekaligus sebagai tokoh antagonis yang populer. Akting Park Ji-yeon dalam drama ini dipuji sebab beliau berhasil menampilkan sosok Ratu Shinmyeong sebagai seorang permaisuri yang ambisius.

Shinmyeong-buin adalah tokoh nyata. Gelar beliau adalah Ratu Shinmyeong Sunseong. Dia adalah istri Wang Geon dari klan Yoo di daerah Chungju, Provinsi Chungcheong, yang merupakan putri dari Yoo Geung-dal. Ratu Shinmyeong adalah ibu dari Raja Jeongjong (Wang Yo) dan Raja Gwangjong (Wang So). Dia juga merupakan ibu dari Pangeran Mahkota Tae, Wang Jung/Pangeran Besar Moonwon, Pangeran Joontong, Putri Nakrang, dan Putri Heungbang.

Sebagian besar drama menggambarkan Ratu Shinmyeong sebagai ratu yang sangat ambisius dan licik, padahal catatan sejarah tidak menuliskan sepak terjangnya. Memang benar dia sangat menyayangi Wang Yo sebab Wang Yo lahir setelah kematian putra pertamanya, Wang Taek. Tetapi, itu tidak berarti dia mengabaikan Wang So.

Ada perbedaan mengenai putra-putra Ratu Shinmyeong antara di drama dan sejarah. Urutan putra-putranya benar, putra pertama adalah Wang Taek (hanya disebutkan tetapi tidak dimunculkan dalam drama), lalu Wang Yo, Wang So, dan Wang Jung. Tetapi berbeda dengan di drama, Wang Jung bukanlah putra bungsunya, Pangeran Jeuntong-lah putra bungsunya.

Dalam drama, ada indikasi bahwa Ratu Shinmyeong yang meracuni Lady Oh sehingga keguguran dan mandul, tanpa sempat melahirkan anaknya. Tetapi pada kenyataannya, Lady Oh tetap memiliki anak, dan anaknya itu adalah Wang Mu (putra mahkota).

Mungkin dia memang ambisius tetapi dia bukanlah femme fatale seperti Ibusuri Cheonchu.

Sesuai dengan kisah didalam drama, beliau meninggal dimasa pemerintahan Wang So, tepatnya pada tahun 951.





WANG JUNG



Tokoh Pangeran Wang Jung diperankan oleh aktor muda Jisoo. Dia adalah salah-satu aktor muda yang membintangi banyak sekali film indie dan film pendek. Salah-satu film indie fenomenal yang dibintanginya adalah film "Han Gong-ju". Popularitas semakin menanjak sejak dia menjadi salah-satu aktor dalam drama terkenal "Angry Mom", dan aktingnya mendapat pujian tinggi oleh banyak kritikus drama karena mampu mengimbangi akting aktris senior Kim Hee-sun. Meskipun dia tidak menunjukan akting yang luar biasa dalam memerankan tokoh Wang Jung tetapi rata-rata kritikus memberikan review yang positif pada Jisoo sebab porsi ceritanya memang tidak banyak dan apa yang dibawakannya memang sesuai dengan tuntutan naskah.

Wang Jung adaah tokoh nyata. Beliau adalah putra keempat Raja Wang Geon dengan Ratu Shinmyeong.

Berbeda dengan di drama, Pangeran Wang Jung adalah saudara kandung yang paling dekat dengan Wang So dan menjadi adik kesayangan Wang So. Pangeran Wang Jung adalah seorang pangeran yang cerdas tapi tidak pernah mengincar tahta. Pangeran Wang Jung sangat menyadari posisi dan kekuatan politiknya sehingga beliau memilih untuk tidak berkonflik dengan kakak-kakaknya. Meskipun Wang Yo dan Wang So sering berseteru, dan memiliki kubu pendukung yang berbeda-beda namun Pangeran Wang Jung tetap mengambil sikap netral. Inilah yang membuat Pangeran Wang Jung menjadi adik kesayangan Wang Yo dan juga Wang So. Kedekatan Pangeran Wang Jung dengan Wang So dapat dilihat dari pernikahan anak-anak mereka. Semua putra dan putri Pangeran Wang Jung dinikahkan dengan anak-anak Wang So.

Sejauh ini, kisah Wang Jung dalam drama tidak terlalu berbeda jauh dengan aslinya. Tetapi tentu ada bedanya.

Pertama, dalam drama Wang Jung diposisikan sebagai putra bungsu Ratu Shinmyeong padahal tidak demikian. Wang Jung masih memiliki seorang adik yang bernama Pangeran Jeungtong.

Berikutnya adalah urutan kelahiran. Wang Jung memang lebih muda dari Wang So dan Wang Yo, dan kemungkinan besar sebaya dengan Baek-ah, tetapi dia lebih tua dari Wang Eun sebab Wang Eun baru lahir setelah tahun 936 sedangkan Wang Jung seharusnya sudah lahir sebelum Baek-ah (Baek-lahir sekitar tahun 935). Selain itu, Wang Jung hanya menikah satu kali, yaitu dengan adik-tirinya yang bernama Putri Moonhye, sehingga pernikahannya dengan Hae Soo hanyalah fiktif.

Sesuai cerita drama, Wang Jung memiliki seorang putri yang bernama Heonui. Putrinya ini kelak menikah dengan putra sulung Wang So (Raja Gyeongjong). Putranya yang bernama Pangeran Cheonchu juga menikah dengan salah-satu putri Wang So dan Yeonhwa.

Tidak diketahui kapan tepatnya dia meninggal tetapi seharusnya dia meninggal dimasa pemerintahan Raja Gyeongjong atau awal pemerintahan Raja Seongjong.





WANG EUN


Tokoh Pangeran Wang Eun diperankan oleh idol terkenal Byun Baekhyun dari grup EXO. Banyak yang mengkritik keikut-sertaan dan juga akting Baekhyun dalam drama ini. Tetapi itu dapat dimaklumi sebab Baekhyun sangat minim pengalaman akting. Lagi pula, tokoh Wang Eun yang lugu dan ceria bisa dihadirkan oleh Baekhyun dengan cukup baik.

Wang Eun adaah tokoh nyata.

Dalam drama, Pangeran Wang Eun digambarkan sebagai seorang pangeran yang sangat kekanakan tetapi tidak ambisius dan tidak pernah mengincar tahta.

Sebenarnya, dukungan politik Wang Eun sangat kuat karena dia adalah satu-satunya pangeran dari Gwangju, salah-satu wilayah yang sangat penting. Kakeknya adalah bangsawan paling penting di Gwangju.

Sejauh ini, kisah Wang Jung dalam drama tidak terlalu berbeda jauh dengan aslinya. Tetapi tentu ada bedanya.

Pertama, dalam drama Wang Eun sepertinya diposisikan sebagai putra Selir Gwangju-won padahal tidak demikian. Wang Eun sebenarnya adalah putra dari adik Selir Gwangjuwon. Ibunya bernama Selir Sogwang. Dia memang mewarisi gelar “Pangeran Gwangjuwon”, tetapi itu bukan berarti dia adalah putra dari Selir Gwangjuwon. Wang Eun mewarisi gelar itu karena dia adalah pangeran pertama dari Gwangju, dan sampai saat itu dia adalah satu-satunya pangeran dari Gwangju. Wang Geon memang menikahi kakak-beradik Selir Gwangjuwon dan Selir Sogwang. Itulah mengapa ada dialog Wang Eun yang mengatakan: “aku telah meminta tolong pada ibuku, bibiku, dan kakekku....” ketika Hae Soo akan dinikahi oleh Wang Geon, sebab ketiga anggota keluarga Wang Eun itu adalah anggota keluarga kerajaan dan bangsawan tinggi.

Berikutnya adalah urutan kelahiran. Wang Eun memang lebih muda dari Wang So dan Wang Yo, tetapi dia seharusnya lebih muda dari Wang Jung dan Baek-ah sebab Wang Eun baru lahir setelah tahun 936 sedangkan Wang Jung dan Baek-ah seharusnya sudah lahir pada tahun itu.

Perbedaan lain adalah tentang pernikahannya. Hingga saat dia dieksekusi mati, Wang Eun seharusnya masih terlalu kecil untuk menikah. Sebab, wilayah Gwangju baru ditaklukan Wang Geon pada tahun 936, dan kemungkinan Wang Eun baru lahir tahun 937. Artinya, jika latar awal drama adalah tahun 942, seharusnya Wang Eun masih berusia 5 tahun, dan jika dia dieksekusi pada akhir tahun pemerintahan Wang Mu (945) maka seharusnya Wang Eun baru berusia 8 tahun saat dia mati.

Seperti yang ada didalam drama, Wang Eun dimakamkan tanpa nama sebab statusnya adalah pengkhianat negara. Tetapi, Wang Eun tidak dieksekusi atas perintah Wang Yo melainkan atas perintah Wang Mu. Kakeknya lah yang dieksekusi oleh Wang Yo. Selain itu, ibu dan bibinya tidak dieksekusi mati melainkan diasingkan sebab mereka adalah anggota keluarga istana dan istri mendiang raja Wang Geon.





PARK SOON-DEUK


Tokoh Park Soon-deuk diperankan oleh solois Z-Hera. Walau bukan berlatar-belakang sebagai aktris, drama "Scarlet Heart:Ryeo" bukanlah drama pertamanya. Sebelumnya dia sudah membintangi drama populer "Moorim School". Walau kemunculannya singkat tetapi Z-Hera mampu membawakan tokoh Park Soon-deuk yang berwajah imut tetapi memiliki fisik yang sangat kuat.

Park Soon-deuk adalah tokoh wanita yang dikatakan menikah dengan Wang Eun. Dalam drama, Soon-deuk adalah putri Jenderal Park Soo-kyung.

Ayahnya adalah tokoh nyata, dan memang memiliki setidaknya seorang putri. Tetapi, putrinya ini bukan dinikahi oleh salah-satu putra Wang Geon, melainkan oleh Wang Geon. Putri Park Soo-kyung ini kemudian diberi gelar “Permaisuri Mongrangwon”.

Tidak diketahui apa nama lahir Permaisuri Mongrangwon. Jika dia adalah Park Soon-deuk maka seharusnya dia bukan menikah dengan Wang Eun melainkan dengan Raja Wang Geon. Oleh karena itu, tokoh Park Soon-deuk ini adalah fiktif, atau jika dia adalah Permaisuri Mongrangwon maka pernikahannya dengan Wang Eun dan kisahnya di dalam drama-lah yang fiktif.

Permaisuri Mongrangwon hidup nyaman hingga kematiannya. Dia tinggal di salah-satu paviliun istana yang khusus olehnya. Kemungkinan dia adalah salah-satu istri Wang Geon yang terakhir hidup. Kakak laki-laki beliau menjadi salah-satu pejabat istana yang mendukung kubu oposan Wang So. Tetapi Wang So tidak mengeksekusinya.





JENDERAL PARK SOO-KYUNG



Tokoh Jenderal Park Soo-kyung diperankan oleh aktor senior Sung Dong-il. Beliau adalah aktor senior yang membintangi banyak sekali drama dan film, yang rata-rata adalah drama populer dan film box office. Saking banyaknya drama yang dibintangi per-tahun, beliau selalu dijuluki "Ahjushi Of The Year". Seperti biasa, akting Sung Dong-il selalu mendapat pujian.

Jenderal Park Soon-deuk adalah tokoh nyata.

Sesuai dalam drama, Jenderal Park Soo-kyung adalah jenderal loyalis Wang Geon dan Wang So. Jenderal Park Soo-kyung adalah salah-satu tokoh dalam drama yang dikatakan sebagai ayah Soon-deuk dan mertua Wang Eun.

Berdasarkan catatan sejarah, Jenderal Park Soo-kyung memiliki setidaknya seorang putri. Tetapi, putrinya ini bukan dinikahi oleh salah-satu putra Wang Geon, melainkan oleh Wang Geon. Putri Park Soo-kyung ini kemudian diberi gelar Permaisuri Mongrangwon. Oleh karena itu, menurut sejarah Jenderal Park Soo-kyung adalah mertua Wang Geon, bukan besan Wang Geon.

Sedikit berbeda dengan yang diceritakan didalam drama, Jenderal Park Soo-kyung tidak pernah meninggalkan Wang So. Beliau terus mengabdi pada Goryeo dan pada Wang So hingga pensiun.





WANG WON


Tokoh Pangeran Wang Won diperankan oleh aktor Yoon Seon-woo. Sayangnya, porsi cerita Yoon Seon-woo sebagai Wang Won tidak banyak sehingga dia tidak dapat menampilkan sosok Wang Won secara maksimal.

Dalam drama, Pangeran Wang Won adalah salah-satu tokoh antagonis. Selain dalam drama ini, Wang Won memang digambarkan sebagai tokoh antagonis dalam drama-drama lainnya.

Pangeran Wang Won adalah tokoh nyata.

Wang Won adalah putra kedua Wang Geon dengan Permaisuri Dongyang. Ibunya adalah putri dari seorang bangsawan dari daerah Pyeongsan. Nama kepangeranannya adalah Pangeran Hyoeun (Hyoeun Taeja). Beliau adalah adik dari Pangeran Hyomok (Hyomok Taeja).

Hampir sama seperti cerita didalam drama, hubungan Wang Won dengan saudara-saudaranya sebenarnya tidak buruk dan berjalan baik sepanjang masa pemerintahan ayahnya dan kakak-kakaknya, Wang Mu dan Wang Yo. Namun, saat Wang So menjadi raja, ketentraman dalam keluarga kerajaan mulai hilang.

Mirip seperti yang diceritakan didalam drama, Wang Won adalah salah satu pendukung setia Wang Yo sebab mereka berasal dari kubu yang sama, kubu Seogyeong. Sepeninggal Wang Yo, kepemimpinan kubu Seogyeong-pun beralih haluan pada Wang Won, dan inilah yang menyebabkannya dieksekusi.

Dalam drama, sedari awal Wang So dan Wang Won bermusuhan, tetapi sebenarnya tidak sepenuhnya demikian. Wang So sebenarnya tidak mengincar Wang Won. Namun, Wang Won memiliki hubungan yang sangat dekat dengan para oposan Wang So yang ingin mengangkat putra Wang Yo sebagai raja. Wang Won juga mendukung ide pindahnya ibukota dari Kaeseong ke Pyeongyang, yang sangat ditentang Wang So.

Wang So menjatuhkan eksekusi mati pada Wang Won, tetapi proses penjatuhan hukuman sedikit berbeda dengan yang diceritakan didalam drama, yang menunjukkan Wang Won diperintahkan begitu saja minum racun oleh pejabat kerajaan (dan oleh Baek-ah). Menurut catatan sejarah, malapetaka mendatangi Wang Won saat Wang So mengundangnya menghadiri jamuan makan malam khusus untuk mereka berdua. Bersama dengan Wang Won, putranya Wang Rim juga datang. Wang So merupakan seorang yang memiliki perasaan curiga yang tinggi. Oleh karena itu, saat dia melihat gelagat Wang Won yang aneh, dia menuding Wang Won sedang merencanakan maksud jahat padanya. Saat itu Wang So berkata bahwa meskipun Wang Won makan semeja dengannya namun Pangeran Hyoeun memiliki pikiran yang tidak sejalan dengannya (melakukan konspirasi). Wang So lalu menjatuhkan hukuman mati pada Wang Won dengan cara minum racun (hukuman mati yang khusus diberikan pada anggota keluarga kerajaan).

Setelah mengeksekusi Wang Won, entah kenapa Wang So membiarkan putranya tetap hidup padahal biasanya seluruh keluarga para pengkhianat raja dihukum mati. Putra sulungnya, Wang Rim (Pangeran Dongyang) mungkin mati muda namun bukan karena dieksekusi oleh Wang So karena Goryeosa mencatat bahwa putra-putra Pangeran Hyoeun lolos dari maut. Putra bungsunya, Wang Jung (Pangeran Ong-gyeol) tetap hidup hingga dia meninggal diusia tua pada bulan Maret 1013. Cucu-cucu Wang Won berasal dari garis Wang Jung, yaitu Wang Yoyang (cucu laki-laki) dan Wang Gyeong (cucu perempuan).





CHAE RYEONG


Tokoh Chae Ryeong diperankan oleh aktris muda Jin Ki-joo. Walau hanya sebagai pemeran pendukung tetapi Jin Ki-joo berhasil menghadirkan tokoh Chae Ryeong dengan baik.

Chae Ryeong adalah salah-satu tokoh yang part-nya dalam drama cukup banyak. Diceritakan bahwa dia adalah seorang pelayan yang bekerja bagi Wang Wook. Rupanya, sebelumnya dia adalah pelayan setia Wang Won yang ditugaskan untuk menyusup ke rumah Wang Wook untuk memata-matai Wang Wook, dan kemudian memata-matai Wang So dan Hae Soo.

Sayangnya, tokohnya bukanlah tokoh nyata, oleh karena itu semua tentang Chae Ryeong adalah fiktif, termasuk hubungan asmaranya dengan Wang Won dan hubungan pertemanannya dengan Hae Soo.





BAEK-AH


Tokoh Pangeran Baek-ah diperankan oleh aktor muda Nam Joo-hyuk. Dia adalah aktor muda yang mengawali karirnya sebagai model. Saat membintangi drama "Scarlet Heart:Ryeo", Nam Joo-hyuk adalah aktor yang paling junior diantara seluruh pemeran drama ini. Debutnya sebagai aktor adalah saat membintangi drama "Idle Mermaid" (2014). Popularitasnya tiba-tiba meroket saat dia membintangi drama keduanya, "School 2015: Who Are You". Walaupun akting Nam Joo-hyuk sering dikritik dalam drama-drama lain tetapi dia dipuji dalam drama ini. Harus diakui bahwa dia memang masih harus banyak mengembangkan kemampuan aktingnya, termasuk dalam drama ini, tetapi Nam Joo-hyuk sangat berhasil menghidupkan kembali seorang pangeran Silla yang tampan, anggun dan mempesona, serta cerdas dan juga selalu awet muda. Aktingnya didukung oleh wajahnya yang khas aristokrat Silla menurut lukisan-lukisan dan catatan-catatan sejarah kuno. Mungkin masih ada aktor muda lain yang mampu memerankan tokoh Baek-ah dengan akting yang lebih baik tetapi karena Baek-ah terlanjur diperankan oleh Nam Joo-hyuk maka sangat sulit mengimajinasikan tokoh Baek-ah dalam drama ini jika dibawakan oleh aktor lain.

Pangeran Baek-ah adalah salah-satu tokoh pangeran dalam drama ini dengan penggemar terbanyak. Banyak orang yang sangat penasaran tentang kisahnya sebab sedikit sekali catatan mengenai dia.

Pangeran Baek-ah adalah tokoh nyata. Tetapi, nama aslinya bukan Baek-ah, melainkan Wang Wook. Gelar kepangeranannya juga bukan “Pangeran Baek-ah”, tetapi “Gyeongjubuwon Daegun”, yang artinya “Pangeran Besar Gyeongju”. Nama-nama gelarnya juga tidak ada yang memakai nama “Baek-ah”. Dia dinamakan “Baek-ah” hanya dalam drama ini.

Baek-ah dinamai "Baek-ah" dalam drama agar membedakan dia dengan kakaknya, Daejong Wook, yang memiliki nama lahir yang sama (Wang Wook). Dia tidak disebut sesuai dengan nama kepangeranannya sebab drama ini menggunakan nama-nama lahir para pangeran, bukan nama gelar mereka.

Kemungkinan besar Baek-ah berbeda usia belasan tahun hingga dua-puluh tahun dengan kakak-kakaknya (Wang Mu, Wang Yo, dan Wang So), dan berbeda 3-5 tahun dengan Wang Wook. Baek-ah adalah salah-satu putra Wang Geon yang memiliki banyak gelar. Selain gelar kepangeranannya, Baek-ah memiliki nama kuil sebagai raja, yaitu Ahnjong. Baek-ah juga dianugerahi nama "Kaisar Hyomok" oleh putranya. Nama "Ahnjong" dan "Kaisar Hyomok" inilah yang digunakan oleh putranya dan keturunan mereka untuk menyebut Pangeran Baek-ah dalam puisi-puisi mereka. Tetapi, oleh sejarawan modern Baek-ah lebih dikenal dengan nama “Ahnjong Wook”.

Mengapa Baek-ah mendapat banyak sekali gelar raja padahal dia tidak pernah menjadi raja?

Alasannya adalah karena dia adalah ayah dari Raja Hyeonjong, raja yang kemudian menurunkan raja-raja Goryeo, yang garis keturunannya tidak pernah terputus dari tahta Goryeo hingga kerajaan ini runtuh.

Baek-ah adalah pangeran yang memiliki basis pendukung yang sangat kuat, tapi sesuai dalam drama dia tidak pernah diperhitungkan sebagai calon raja. Baek-ah adalah anak tunggal Wang Geon dengan Ratu Sinseong, yang merupakan putri seorang bangsawan tinggi Silla. Asal-usul ibunya inilah yang membuatnya tidak pernah diperhitungkan sebagai calon raja Goryeo, karena orang-orang Goryeo khawatir kalau Baek-ah menjadi raja maka kerajaan Silla yang kuat itu akan bangkit kembali. Latar belakang ibunya inilah yang dimaksudkan Baek-ah bahwa dia tidak bisa menjadi raja Goryeo saat dia berkata “karena ibuku berasal dari Silla” pada Hae Soo. Selain tidak bisa menjadi raja, latar belakang Baek-ah juga membuatnya dianggap tidak pantas memperistri Lady Hae (istri pertama Wang Wook) sebab Lady Hae berasal dari klan bangsawan Goguryeo dan keturunan raja-raja Goguryeo, sedangkan Baek-ah berasal dari keturunan raja-raja Silla yang meruntuhkan Goguryeo sehingga membuat klan mereka saling membenci.

Sesuai dengan cerita drama, Baek-ah sangat dihormati dan disayangi oleh Wang So dan menjadi salah-satu adik yang paling dekat dengan Wang So. Penyebab kedekatannya dengan Wang So sejalan dengan fakta kedekatan Wang So dengan adik-adiknya yang beribukan para putri bangsawan Silla. Ini karena Wang So sedang berusaha memperkuat hubungan dengan para bangsawan Silla dan berusaha membawa mereka terlibat dalam pemerintahan Goryeo sebab orang-orang Silla terkenal memiliki pengetahuan ilmu pemerintahan yang tinggi. Dan lagi, diantara semua kerajaan taklukkan Goryeo, Silla adalah kerajaan yang lebih dihormati dan memiliki gengsi yang lebih tinggi.

Berbeda dari dalam drama, yang menggambarkan Baek-ah adalah pangeran yang biasa-biasa saja, Baek-ah sebenarnya adalah pangeran keturunan Silla yang paling dihormati di Goryeo. Dia sangat dihormati oleh seluruh warga Silla karena ibunya adalah putri dari anggota keluarga kerajaan Silla (cucu raja Silla dan keponakan raja terakhir Silla) dan istri dari Silla pertama yang dinikahi oleh Wang Geon. Ini membuat Baek-ah memiliki pengaruh yang sangat besar. Dia lalu menjadi pangeran pelindung kubu Silla.

Catatan Goryeosa menulis sedikit tentang Baek-ah namun memberikan informasi yang menarik tentang dia yang masih sesuai dengan cerita drama. Baek-ah digambarkan sebagai pangeran tampan yang sangat tenang. Sedikit berbeda dengan di drama yang menggambarkan Baek-ah sebagai pangeran yang biasa-biasa, catatan sejarah menggambarkan Baek-ah sebagai pangeran yang sangat berwibawa. Beliau bukan seorang pria yang sangat ceria namun tetap ramah dan sangat mempesona. Dia dikatakan memiliki wajah dan karakter yang 'sangat Silla', sehingga sangat mungkin jika Baek-ah memiliki wajah yang cantik (ciri khas para bangsawan Silla), bukannya maskulin. Wajahnya selalu terlihat jauh lebih muda dari usianya. Mirip dengan cerita dalam drama, karakternya lebih ke sosok bangsawan Silla yang senang menikmati kehidupan kebangsawanan yang anggun, damai, dan makmur ketimbang kehidupan bangsawan Goryeo yang berasal dari kalangan militer dan gemar berpolitik. Beliau juga lebih menyukai hal-hal yang tenang seperti seni dan kehidupan kebangsawanan yang anggun.

Perbedaan karakternya menurut sejarah dengan karakternya dalam drama adalah Baek-ah bukan pangeran yang lemah dan minim pengetahuan. Jika di drama dia digambarkan sebagai pangeran yang tidak bisa beladiri dan tidak tahu memegang pedang, maka itu sangat bertolak belakang dengan kebiasaan orang Silla. Seharusnya, Baek-ah menguasai ilmu kesenian dan juga mahir ilmu bela-diri serta strategi perang, seperti kebiasaan para Hwarang Silla dimasa-lalu. 

Berbeda dengan didalam drama yang menggambarkan Baek-ah bisa begitu saja pergi dan berbaur dengan rakyat jelata, catatan sejarah mengindikasikan bahwa Baek-ah sangat sulit menyembunyikan kharisma kebangsawanannya kemanapun dia pergi dan sangat mudah dikenali sebagai anggota keluarga kerajaan. Intinya, kemanapun dia pergi, orang banyak akan langsung tahu bahwa dia adalah seorang pangeran.

Dalam drama Baek-ah berasal dari kubu yang lemah dan tidak berpengaruh. Gambaran ini tidak sepenuhnya benar tetapi juga tidak sepenuhnya salah. Cerita di drama tentang kubu pendukung Baek-ah tidak salah karena sebagian besar cerita drama diambil pada masa pemerintahan Wang Geon. Pada masa awal Goryeo berdiri, orang-orang Silla (kubu Baek-ah) memang tidak diperhitungkan dalam pemerintahan dan seakan dilarang terlibat dalam pemerintahan pusat. Mereka hanya diberikan hak otonomi memerintah di wilayah tradisional Silla di Gyeongju. Tetapi, setelah Wang So berkuasa dia membuat kubu Silla sebagai kubu yang sangat kuat walau tidak bisa mengangkat para pangerannya, termasuk Baek-ah, sebagai raja. Baek-ah memainkan peran yang cukup banyak sepanjang masa pemerintahan Wang So, sebab dia adalah pangeran pelindung kubu Silla, kubu pendukung Wang So.

Baek-ah memiliki dua istri. Istri pertama yang dinikahinya meninggal tetapi sempat memberikannya seorang putri. Tidak diketahui dengan pasti nasib putrinya ini. Baek-ah rupanya bukan seorang pria yang menyukai kehidupan pernikahan. Tidak diketahui apakah dia memiliki gundik tetapi tidak ada catatan apapun soal itu. Dia juga tidak ada catatan memiliki anak lagi setelah kematian istri pertamanya, hingga kemudian dia menjalin hubungan dengan Ratu Heonjong (putri kedua Wang Wook) yang adalah istri mendiang Raja Gyeongjong (putra Wang So). Hubungan ini terjalin setelah kematian putra Wang So itu, tetapi tetap saja itu adalah hubungan terlarang sebab Ratu Heonjong adalah istri mendiang raja yang tidak boleh menikah kembali. Hubungan mereka berdua ini menghasilkan seorang putra.

Karena hubungan kedua Baek-ah dengan Ratu Heonjong bukanlah hubungan resmi maka artinya secara resmi Baek-ah hanya memiliki seorang istri, yaitu istri pertamanya yang tidak diketahui namanya. Celah inilah yang digunakan penulis naskah untuk memasukan tokoh Woo Hee.

Istri kedua Baek-ah, Ratu Heonjong, sebenarnya adalah keponakan Baek-ah. Beliau adalah putri bungsu Wang Wook. Dalam drama, beliau adalah gadis cilik yang ditemui Baek-ah saat berkunjung kerumah Wang Wook.

Hubungan Baek-ah dengan Ratu Heonjong, walau membuat malu Raja Seongjong (kakak kandung Ratu Heonjong), tidak membuat Baek-ah mendapat masalah besar sebab dia adalah putra Wang Geon, dan satu-satunya putra Wang Geon yang masih hidup. Tetapi, petaka mendatangi Baek-ah setelah putranya lahir. Ratu Heonjong meninggal setelah melahirkan putra tunggal Baek-ah. Inilah yang membuat kakak-kakak ratu murka, terutama raja. Baek-ah lalu diasingkan dan putranya ditahan di istana dengan maksud dibesarkan oleh Raja Seongjong. Tetapi, raja tidak tega melihat pangeran kecil itu. Akhirnya, Baek-ah diijinkan membesarkan putranya hingga Baek-ah meninggal ditempat pengasingannya. Walau diasingkan, Baek-ah tetap hidup layak dan dengan penuh penghormatan sebagai seorang putra Wang Geon. Dia juga diasingkan di wilayah Silla dan dilindungi oleh orang-orang Silla. Setelah kematiannya, Raja Seongjong mulai mempersiapkan putra Baek-ah, Pangeran Daeryang, sebagai raja penerusnya sebab dia tidak memiliki putra. Sayangnya, Raja Seongjong juga meninggal muda dan tahta jatuh pada cucu Wang So, Raja Mokjong. Tetapi, Raja Mokjong ini dikudeta oleh ibunya sendiri, Ibusuri Cheonchu (putri tertua Wang Wook), yang tampaknya ingin menjadi ratu yang berkuasa. Pangeran Daeryang pun dibawa kembali ke istana dan diangkat menjadi raja dengan gelar “Raja Hyeonjong”. Putra Baek-ah inilah yang menurunkan seluruh raja-raja Goryeo hingga kerajaan ini runtuh.





WOO HEE


Tokoh Woo-hee diperankan oleh idol Seohyun dari grup fenomenal Girl's Generation (SNSD). Walau bukan berlatar-belakang sebagai aktris, drama "Scarlet Heart:Ryeo" bukanlah drama pertamanya. Sebelumnya dia sudah membintangi beberapa drama. Walau keikut-sertaan dan aktinya dalam drama ini menuai kritik tetapi Seohyun berhasil membangun chemistry yang pas dengan Nam Joo-hyuk dalam menghidupkan hubungan Baek-ah dan Woo Hee.

Tokoh Woo Hee muncul dalam drama sebagai wanita yang menjalin hubungan dengan Baek-ah.

Tokoh Woo Hee ini adalah tokoh fiktif sebab tidak ada catatan tentang dia dalam sejarah. Tetapi, latar belakangnya dan kejadian-kejadian yang melibatkannya ada dalam cerita sejarah.

Dalam drama, disebutkan bahwa Woo Hee adalah salah-satu budak dari Kerajaan Baekje Baru (Hu-Baekjer). Namun, dia bukan hanya budak biasa melainkan putri mendiang raja.

Sesuai dengan sejarah, Kerajaan Baekje Baru adalah salah satu kerajaan yang ditaklukan oleh Wang Geon. Penaklukan Kerajaan Baekje Baru ini lebih menyakitkan daripada penaklukan Silla sebab Silla tidak ditaklukan melalui perang melainkan secara sukarela menyatakan bergabung dengan Goryeo. Sedangkan, Kerajaan Baekje Baru dikalahkan dalam perang, dan rajanya (ayah Woo Hee) dibunuh oleh pasukan Goryeo. Inilah mengapa Woo Hee sangat mendendam pada Wang Geon.

Kerajaan Baekje Baru adalah salah-satu kerajaan yang pernah menyerbu Silla, dan menjadi kerajaan pertama dalam sejarah yang mampu menembus masuk kedalam istana Silla di Seorabeol. Dalam serbuannya itu, ayah Woo Hee (Raja Gyeong Hwon) membunuh beberapa anggota keluarga kerajaan, dan membuat raja Silla saat itu (kakeknya Baek-ah) terpaksa bunuh diri. Inilah yang dimaksudkan Baek-ah dalam salah-satu dialog bahwa, “ibuku tidak pernah melupakan bagaimana kakek dan nenekku mati..” Raja Gyeong Hwon lalu menempatkan raja boneka (paman Baek-ah) diatas tahta Silla yang diangkat menjadi Raja Gyeongsun. Beliau menjadi raja terakhir Silla karena menyerah pada Wang Geon.

Masa lalu ini yang membuat klannya Woo Hee dan klannya Baek-ah selalu bermusuhan dan membuat ibu Baek-ah tidak pernah mau menerima orang dari Kerajaan Baekje Baru, termasuk Woo Hee, sehingga Baek-ah harus repot sana-sini membuat identitas baru bagi Woo Hee.

Kematian Woo Hee tidak ada dalam sejarah (yang dalam drama berhasil meredakan pemberontakan para budak) sebab tokohnya juga adalah tokoh fiktif, tetapi sesuai dengan didalam drama, para budak yang sebagian besar terdiri dari rakyat Kerajaan Baekje Baru memang membuat onar terkait dengan isu penghapusan “Hukum Emansipasi Budak” yang sebelumnya diterapkan Wang So, yang membuat sebagian besar budak, termasuk Woo Hee, bisa merdeka.

Karena tokohnya adalah fiksi, adegan kematiannya yang tragis itu juga adalah fiksi.





SILAHKAN MEMBACA SEJARAH LENGKAP DI “SCARLET HEART: RYEO”:


_______________________________________________________________________________

ARTIKEL INI DISUSUN DAN DITERBITKAN PERTAMA KALI
OLEH DELEIGEVEN MEDIA

SETIAP ARTIKEL YANG MEMILIKI ISI, SUSUNAN, DAN GAYA PENULISAN
YANG MIRIP DENGAN ARTIKEL INI MAKA ARTIKEL-ARTIKEL TERSEBUT
MENYADUR ARTIKEL INI.

DILARANG KERAS MEMPLAGIAT ARTIKEL INI!

CANTUMKAN LINK LENGKAP ARTIKEL INI DISETIAP KALIMAT YANG ANDA DISADUR DARI ARTIKEL INI. SESUAI UNDANG-UNDANG HAK CIPTA, JIKA MENYADUR/MENG-COPY MINIMAL SEPULUH KATA TANPA MENCANTUMKAN SUMBER DARI KALIMAT ITU (BERBEDA DARI PENCANTUMAN SUMBER DI CATATAN KAKI (FOOTNOTE) MAKA ITU ADALAH TINDAKAN PLAGIARISME.

JIKA ANDA MENYADUR SEBAGIAN BESAR ARTIKEL INI MAKA ANDA HARUS MENCANTUMKAN KALIMAT:
"ARTIKEL INI DISADUR DARI....(LINK ARTIKEL INI) YANG DITERBITKAN OLEH DELEIGEVEN MEDIA",
ATAU:"SUMBER UTAMA DARI SEBAGIAN BESAR INFORMASI ARTIKEL INI DIAMBIL DARI (LINK ARTIKEL INI) YANG DITERBITKAN OLEH DELEIGEVEN MEDIA"  
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Notes (Catatan):

*We strongly recommend all readers to read all the comments below for the other details which not mentioned by this article
(Sangat disarankan bagi para pembaca untnk melihat komentar-komentar artikel ini sebab beberapa komentar membahas rincian informasi yang tidak ditulis dalam artikel ini)

*Get various information about history in ENGLISH by open or follow our Instagram account: @deleigevenhistory(Dapatkan berbagai informasi sejarah dalam bahasa Inggris di akun instagram kami @deleigevenhistory)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Copyrights Story: Deleigeven Media
Copyrights Picture : SBS (drama "Scarlet Heart: Ryeo", 2016)

Penyusun:
Penulis : Deleigeven
Editor : Juliet
Desain : Deleigeven
Penerbit: Deleigeven Media


Daftar Pustaka:
- History; Lee Byong Won
- The Iron Empress; Kang Byung-sang; Noura Books; Jakarta; 2009
- Homosexuality In Ancient And Modern Korea; Kim Young-gwan, Ahn Sook-ja; 2006
- The Journal Of The Northeast Asia History; Napoli, Italia; 2012
- The Three Kingdom Of The Ancient Of Korea In The History Of Taekwondo
- Korea Food & Stories; Korea Tourist & Culture Department


Sumber Website:
www.kbs.co.kr
forums.soompi.com
ko.wikipedia.org/Wang Geon
ko.wikipedia.org/Gwangjong

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

14 komentar:

  1. Terimakasih , sangat membantu

    BalasHapus
  2. Daebak, pengelasan yang sangat rinci. Setelah membaca ini saya menjadi tau lebih banyak ttg sejarah dlm film scarlet heart ryeo/moon lovers. Benar2 film yg sangat epic dan ternyata relate dgn aslinya. Terimakasih, penghargaan setinggi2nya untuk tim penulis. 계속 일해 주셔서 감사하고 열정 ♥️

    BalasHapus
  3. Di Wikipedia juga di jelas kn yg nikah sma keponakan itu pangeran raja gwangjong (Wang so),bukan Wang woook

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang anak kecil di samping wangi so itu siapa ya? Kok aku nggak liat dia di drama ,, emang wangi so nikah sama tu bocah?

      Hapus
    2. Dalam drama kecil itu anak dari putra mahkota

      Hapus
  4. Gomawo..wowww keren penjelasannya😍kirain Hae Soo itu nyata.. y mungqin jg nyata cinta yg tak tertulis dalam sejarah hnya Pangeran WangSo yg tau😂bner2 ga ns move on dr film ini .. sedih, kaget dan ga disangka2 .. Lee Joon-ki & IU 😍🤗💕🌹

    BalasHapus
  5. Gillaaaaa rinci banget penjelasanyaaa

    BalasHapus
  6. Njayy,, nyari artikel ginian gra² pnasaran sma moon lovers, nnton masih eps 8, jadi bingung mau lanjut nonton atau nggk,, soal.a ending.a nggk ssuai ekspetasiku😌😌😌

    BalasHapus
  7. jadi lebih tau sekarang....gumawo

    BalasHapus
  8. penjelasannya bagus sekali dan sangat memuaskan keingintahuan pencinta cerita sejarah seperti saya, ceritanya drama ini juga bagus , tidak terlalu melenceng dengan sejarah (diluar adanya cerita dan tokoh fiktif nya), tapi dengan drama ini minimal orang ingin mencari tau tentang sejarah korea ...bravo atas upaya membuat uraian dan analisis sejarah nya

    BalasHapus
  9. Siapa yg baru baca tahun 2021? Wow banget artikel ini. Bacanya kudu pelan² karena ada info yg diulang². Eniwei, ternyata baca sejarah itu emang kudu pelan² biar tercerna dengan baik. Makasi artikelnya

    BalasHapus
  10. Terimakasih... Gumawo... Atas penjelasan dan artikelnya ... Sangat membantu dalam mencerna drama yg sedang saya tonton.. haha telat banget ya Aq baru tau drakor moon lovers yg ternyata sejarah asli kerajaan d Korea walau ada beberapa tokoh fiksi nya .

    Sangat membantu sekali artikel ini... Daebak !!

    BalasHapus

CATATAN PADA PARA PEMBACA:

-Silahkan membaca, mengambil, dan menggunakan artikel ini dalam karya tulis anda tapi CANTUMKAN KREDIT LENGKAP ARTIKEL INI dalam daftar sumber anda dan JANGAN MENYADUR/MENGCOPY-PASTE apalagi MEM-PLAGIAT 100% isi tulisan ini. Kembangkanlah kreativitas dalam penulisan anda.

-Pembaca DAPAT memberikan komentar dengan akun TANPA NAMA (Annonymous).

-Gunakanlah kata-kata yang baku agar komentar tidak dikategorikan sebagai "komentar Spam" secara otomatis oleh google filter machine.

-Harap MEMBACA ARTIKEL INI dan komentar-komentar sebelum anda DENGAN TELITI sebelum berkomentar, karena mungkin pertanyaan anda TELAH DIJELASKAN secara langsung melalui artikel ini, dan juga agar pertanyaan-pertanyaan yang sama tidak ditanyakan secara berulang.

-DILARANG memberikan informasi dan komentar yang melecehkan Suku, Agama, Ras, dan golongan tertentu (SARA) dan mengandung unsur pornografi.

-Kami menerima setiap kritik dan masukan dari para pembaca melalui kolom komentar, namun Setiap komentar yang melecehkan pihak lain, baik pelecehan berbau SARA atau yang mencerminkan FANDOM WAR akan kami HAPUS.

-Setiap komentar dan iklan yang mengandung unsur PORNOGRAFI dan PERJUDIAN, dan ajakan untuk bergabung dalam usaha SIMPAN PINJAM, KREDIT USAHA dan sejenisnya akan KAMI HAPUS karena berpotensi terjadi PENIPUAN.

-Jika anda memiliki informasi tambahan yang berhubungan dengan artikel ini, kami sangat senang jika anda membagikannya pada pembaca yang lain melalui website ini dan kami sangat senang jika anda juga turut membagikan artikel ini pada orang lain.